Raksasa energi Rusia, Gazprom kembali memutus pengiriman gas alam ke Eropa melalui pipa Nord Stream 1 pada Rabu kemarin. Kejadian ini membuat Prancis semakin terperosok ke dalam krisis, hingga rekor inflasi di Eropa capai 9% atau yang tertinggi sejak 1997.
Menurut perkiraan awal yang dirilis oleh kantor statistik Uni Eropa (UE), inflasi pada Agustus mencapai 9,1% di 19 negara dan merupakan yang tertinggi sejak 1997. Harga komoditas energi merupakan penyebab tunggal dari inflasi terbesar ini dengan lonjakan hingga 38% dari awal tahun hingga Agustus.
Nord Stream 1 merupakan jaringan utama yang membawa pasokan gas Rusia Eropa. Pipa tersebut menyumbang sekitar 35% dari total impor gas Eropa tahun lalu dan mengalir langsung ke Jerman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam beberapa bulan terakhir, Gazprom telah memangkas aliran melalui Nord Stream 1 menjadi hanya 20% dari total kapasitas. Pihaknya menyebut masalah pemeliharaan pipa dan sanksi Barat sebagai alasan mengurangi pasokan gas.
Rusia juga telah memangkas pasokan ke beberapa negara Eropa yang tidak bersahabat karena menolak membayar gas dalam rubel. Para pemimpin Eropa mengatakan, hal ini dilakukan atas dasar Rusia berusaha memeras negara-negara yang mendukung Ukraina.
Engie merupakan korban terbaru Gazprom. Gazprom menyampaikan pada Selasa kemarin, akan sepenuhnya menangguhkan pengiriman ke Engie mulai Kamis.
Pihaknya mengklaim bahwa mereka belum menerima pembayaran penuh dari perusahaan tersebut untuk gas yang dipasok pada Juli. Di sisi lain, pihak Engie mengatakan penyetopan pasokan gas terjadi karena ketidaksepakatan antara para pihak menyangkut penerapan kontrak.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Tonton juga Video: Mendagri Minta Pemda Ikut Atasi Inflasi, Transfer ke Daerah Bisa Saja Dikurangi