Disetopnya pasokan gas ke Prancis memberi pukulan tambahan bagi Eropa. Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari, penurunan tajam ekspor energi Rusia ke Uni Eropa menyebabkan biaya gas dan listrik melonjak, memicu kekhawatiran bahwa negara itu akan menghadapi kekurangan selama musim dingin, dan kenaikan harga.
Kondisi ini juga membuat harga gas patokan Eropa naik hampir 6% mencapai β¬ 284 per megawatt jam pada awal perdagangan Rabu, meski sempat turun sedikit. Angka ini bisa melonjak lebih tinggi lagi jika Nord Stream 1 tetap berhenti beroperasi setelah hari Sabtu pekan ini, atau jika aliran gas terus berkurang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini juga dilandasi dengan kebutuhan musim dingin negara-negara di Eropa yang perlu lebih banyak gas. Meski demikian, negara-negara di Uni Eropa sudah mencapai target pengisian fasilitas penyimpanan gas setidaknya 80% dari kapasitas mereka sebelum November.
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan negaranya jauh lebih siap dalam mengamankan pasokan gas untuk musim dingin daripada yang diperkirakan beberapa bulan lalu. "Kami dapat menangani dengan cukup baik ancaman yang datang dari Rusia," katanya dikutip dari CNN, Kamis (1/9/2022).
Di sisi lain, penyimpanan tersebut mungkin masih belum cukup untuk menangkal krisis energi besar-besaran jika Rusia memutuskan untuk secara tiba-tiba menghentikan semua pengiriman ke Eropa.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional, Fatih Birol juga sempat memperingatkan beberapa bulan ke depan akan terjadi masa kritis.
"Jika Rusia memutuskan untuk benar-benar memotong pasokan gas sebelum Eropa bisa mendapatkan tingkat penyimpanan hingga 90%, situasinya akan lebih parah dan menantang," katanya dalam sebuah pernyataan.
(ara/ara)