Sampai Kapan Tambang di Papua Bisa Diolah? Ini Jawaban Bos Freeport

Angga Laraspati - detikFinance
Sabtu, 08 Okt 2022 14:15 WIB
Sampai Kapan Tambang di Papua Bisa Diolah? Ini Jawaban Bos Freeport/Foto: dok. Angga Laraspati/detikcom
Jakarta -

Chairman of The Board & CEO Freeport-McMoRan Richard C. Adkerson mengatakan tambang yang ada di Tembagapura Papua masih menyimpan banyak cadangan mineral. Bahkan, mineral tersebut masih bisa diolah atau diproses lebih dari tahun 2041.

Adkerson mengungkapkan di tahun ini Freeport sudah menemukan rencana produksi yang dibentuk sebelumnya. Target produksi dari Freeport pun sudah sesuai.

"Itu adalah sebuah kerja yang bagus dari apa yang dilakukan oleh tim kami di Papua dari me-manage konversi tambang terbuka ke tambang bawah tanah saat periode COVID-19," kata Adkerson saat memberikan orasi ilmiah di Universitas Hasanuddin, Makassar, Jumat (7/10/2022).

Seperti diketahui, Freeport memiliki kontrak untuk beroperasi di Tembagapura hingga 2041 setelah proses divestasi 51% sahamnya ke Pemerintah Indonesia dan membangun smelter baru di Kawasan Industri Gresik JIIPE.

Adkerson menuturkan Freeport sudah mengidentifikasi tambang di Papua bisa beroperasi hingga 2041. Ia pun percaya cadangan sumber daya yang tersedia di Freeport bisa melebihi dari tahun 2041.

"Kami percaya sumber daya yang ada (di Tembagapura) bisa melebihi 2041. Kami pun harus mengidentifikasi sumber daya tersebut, lewat eksplorasi dan analisis. Kami pun tengah melakukan pembicaraan dengan pemerintah, sehingga kami bisa mengambil kesempatan tersebut untuk stakeholders dalam proyek jangka panjang ini," tutur Adkerson.

Tambang yang ada di Tembagapura milik Freeport tersebut memang masih belum sepenuhnya dilakukan eksplorasi. Freeport mencatat cadangan yang ada saat ini bisa ditambang hingga 2052.

Adapun sumber daya yang tersimpan sebanyak 3 miliar ton sumber daya yang potensial untuk dikembangkan. Berkat cadangan ini, potensi pendapatan bagi pemerintah bisa mencapai US$ 80 Miliar atau Rp. 1.224 triliun (kurs Rp. 15.300) hingga 2041. Dengan catatan harga tembaga berada di kisaran US$ 4 per pound dan harga emas US$ 1,800 per ounce.

PTFI pun sudah berencana menambah investasi hingga 2041. Investasi yang digelontorkan adalah US$ 18,6 miliar atau Rp 284,58 triliun (kurs Rp 15.300), termasuk pembangunan smelter di Gresik, Jawa Timur.

"Dalam 20 tahun ke depan kita berencana menggelontorkan hampir US$ 20 miliar, yang mana US$ 3 miliar untuk pembangunan smelter di Gresik," kata Adkerson.

Sementara itu, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan terkait cadangan yang ada di tambang milik Freeport, pemerintah akan berpikir untuk kesinambungan dan sustainable dalam konteks investasi, sebab Freeport sudah milik negara.

"Tidak menutup kemungkinan untuk kami mengkaji keberhasilan Freeport pasca kontraknya. Karena itu pasti akan kami kaji dengan baik, untuk kepentingan pemerintah, rakyat, dan Freeport. Karena bagaimanapun investasi sebesar ini harus win win untuk semuanya. Karena sudah barang tentu harus menguntungkan semua pihak," ungkap Bahlil.

Sebagai informasi, orasi Ilmiah dengan tema 'Transformasi Ekonomi Melalui Hilirisasi dengan Kearifan Lokal' ini berlangsung pada 4-7 Oktober di 6 kampus negeri Pulau Jawa-Papua. 6 kampus tersebut antara lain ITS, UGM, ITB, UI, Uncen, dan Unhas.

Orasi ilmiah ini dihadiri oleh ribuan mahasiswa di masing-masing kampus yang didatangi. Hadir juga Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, jajaran Kementerian Investasi dan rektor masing-masing universitas.




(prf/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork