Harga Pertamax Sudah Turun, Pertalite & Solar Bisa Nyusul?

Harga Pertamax Sudah Turun, Pertalite & Solar Bisa Nyusul?

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 10 Okt 2022 15:36 WIB
PT Pertamina (Persero) sudah siap untuk menjual produk bensin terbarunya yakni Pertalite. Bensin RON 90 ini akan dijual pertamakali di SPBU Coco, Abdul Muis, Jakarta pada Jumat (24/7/2015) mendatang. Petugas beraktivitas di SPBU Coco, Abdul Muis, Jakarta, Selasa (21/7/2015). Pada Jumat (24/7/2015) mendatang, SPBU ini siap menjual Pertalite RON 90.  Hasan Al Habshy/detikcom.
Harga Pertamax Sudah Turun, Pertalite & Solar Bisa Nyusul?/Foto: Hasan Al Habshy
Jakarta -

Harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi PT Pertamina (Persero), Pertamax sudah turun sejak 1 Oktober 2022. Harga tersebut turun Rp 600 per liter, dari Rp 14.500 per liter menjadi Rp 13.900 per liter di wilayah Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, NTB, dan NTT.

Harga Pertamax naik bersamaan dengan BBM subsidi sejak 3 September 2022. Namun, penurunan harga Pertamax dinilai belum akan diikuti oleh penurunan harga Pertalite dan Solar dalam waktu dekat.

"Penurunan harga BBM non subsidi kemungkinan belum akan diikuti dengan penurunan harga Pertalite dan Solar subsidi dalam waktu dekat," bunyi catatan ReforMiner Institute berjudul 'Penurunan Harga BBM dan Gambaran Arah Kebijakannya', Senin (10/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini mencermati kondisi fiskal 2022 dan harga minyak yang masih berfluktuasi tinggi. Berdasarkan hitungan ReforMiner, dengan harga minyak mentah dan nilai tukar rupiah saat ini kemungkinan belum cukup untuk mengkompensasi beban subsidi Pertalite dan Solar jika harganya diturunkan.

"Probabilitas penurunan harga akan terbuka jika objektif pemerintah memperbaiki daya beli dan mempercepat akselerasi pertumbuhan ekonomi pasca pandemi menjadi prioritas utama. Akan tetapi jika objektif pemerintah menjaga kesehatan dan produktivitas APBN 2022, peluang penurunan harga untuk kedua jenis BBM tersebut (Pertalite dan Solar) relatif kecil," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Dalam tinjauan ReforMiner, harga minyak mentah dan nilai tukar rupiah merupakan penentu utama harga BBM di dalam negeri. Berdasarkan hasil simulasi ditemukan bahwa dampak peningkatan harga minyak sebesar US$ 1 per barel terhadap harga BBM kurang lebih setara dengan dampak pelemahan nilai tukar rupiah sebesar Rp 150 per US$.

Jika asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) dalam APBN ditetapkan sebesar US$ 100 per barel, realisasi penurunan ICP menjadi US$ 99 per barel belum akan dapat menurunkan harga BBM jika pada periode yang sama nilai tukar rupiah terdepresiasi kurang lebih sebesar Rp 150 per US$ dari asumsi APBN.

(aid/ara)

Hide Ads