Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan pembangunan PLTS ini merupakan upaya dari PLN untuk mengembangkan dan memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT) di dalam negeri. Adapun target COD dari PLTS Terapung Singkarak tahun 2025 dan PLTS Terapung Saguling COD pada tahun 2024.
"Kami berharap proyek ini mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pengembangan bisnis EBT di Indonesia," ujar Darmawan dalam rangkaian Stated-Owned Enterprises (SOE) International Conference, di Nusa Dua, Bali dikutip dalam keterangan tertulis, Selasa (18/10/2022).
Ia menuturkan pihaknya akan melakukan feasibility study, pengurusan perizinan dan telah dinyatakan sebagai Proyek Strategis Nasional.
Pengembangan PLTS Terapung Singkarak akan berdiri di atas 0,33% total luas danau Singkarak. Adapun untuk PLTS Terapung Saguling akan menggunakan 1,69% total luas permukaan waduk.
PLTS Terapung Singkarak berada di Danau Singkarak, Sumatera Barat. Saat beroperasi, listrik akan disalurkan melalui interkoneksi 150 kV ke GI Padang Panjang 150 kV. Untuk PLTS Terapung Saguling berada di Kabupaten Bandung Barat akan menghasilkan aliran melalui interkoneksi 150 kV ke GI Rajamandala.
"ACWA Power saat ini telah memiliki portofolio dalam pembangkit listrik sejumlah 43 GW, di mana hampir 15,5 GW (36% dari total portofolio) adalah pembangkit listrik EBT," jelasnya.
Menurutnya, PLN melalui anak usaha PLN Nusantara Power telah memiliki rekam jejak yang cukup baik dalam pembangunan PLTS salah satunya di Cirata Jawa barat. PLTS Terapung Cirata Jabar dalam tahap konstruksi dan berkapasitas 145 MWac akan menjadi PLTS terbesar di Asia Tenggara.
Hal itu tidak terlepas dari dukungan tiga bank internasional yakni Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), Societe Generale dan Standard Chartered Bank yang menggelontorkan dana USD 140 juta untuk proyek tersebut.
"Ini merupakan keseriusan PLN sebagai garda terdepan transisi energi di Indonesia, menuju kelistrikan yang semakin ramah lingkungan dan sustainable dapat segera terwujud," tutupnya. (akd/hns)