SKK Migas IOG Convention 2022

Jurus Pemerintah Dukung Investasi Migas & Target NZE 2060

Inkana Izatifiqa R Putri - detikFinance
Rabu, 23 Nov 2022 15:26 WIB
Foto: Inkana Putri/detikcom
Bali -

Pemerintah Indonesia terus menggenjot produksi migas guna memenuhi kebutuhan domestik. Di sisi lain, pemerintah juga tengah berupaya mengurangi emisi menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060, dengan menargetkan pengurangan emisi sebesar 314 juta ton CO2e pada 2030 dan 1.526 juta ton CO2e pada 30 tahun kemudian.

Kondisi ini tentu menjadi tantangan bagi pemerintah dan sektor migas nasional. Untuk mencapai target ini, pemerintah pun menghadirkan sejumlah strategi guna menggenjot investasi hulu migas sekaligus memenuhi target NZE.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pemerintah telah mengambil langkah-langkah dan kebijakan, termasuk dalam meningkatkan produksi minyak 1 juta barel per hari dan 12 miliar gas bumi pada tahun 2030.

"Langkah-langkah telah diambil dan kebijakan sedang diselesaikan untuk memfasilitasi distribusi insentif keuangan ini kepada kontraktor dan lapangan yang ada untuk meningkatkan produksi mereka. Komitmen Inisiatif Pemerintah melalui Komitmen Peningkatan Kontribusi Nasional pada tahun 2022, khususnya di bidang energi, mensyaratkan kegiatan usaha hulu migas untuk melakukan penyesuaian yang wajar terhadap operasi adaptasi perubahan iklim melalui pengelolaan energi dan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon," ujar Luhut saat menjadi keynote speaker dalam acara International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2022 (IOG 2022) di Nusa Dua, Bali, Rabu (23/11/2022).

"Misalnya, implementasi CCU As World Plan with Enhanced Gas Recovery di Proyek LNG Tango yang akan menjamin pasokan gas untuk kelanjutan pengoperasian kilang LNG Tango dan akan mengurangi emisi karbon setara 25 juta," imbuhnya.

Di samping itu, Luhut mengatakan pemerintah juga mendukung peningkatan produksi gas alam. Mengingat Data Neraca Gas Nasional Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat pasokan gas untuk kebutuhan dalam negeri akan mengalami defisit pada 2025 sehingga berpotensi bergantung pada impor.

"Gas alam relatif bersih dibandingkan dengan sumber energi fosil lainnya dan diharapkan dapat memainkan peran strategis sebagai energi transisi. Oleh karena itu, Presiden telah menginstruksikan untuk mengembangkan rancangan pemanfaatan gas nasional yang komprehensif yang akan mendorong pertumbuhan industri pemakai gas dan meningkatkan efisiensi infrastruktur gas kita," ungkapnya

Hadirkan Program Strategis untuk Genjot Peran Gas Bumi

Di sisi lain, Menteri ESDM Arifin Tasrif menilai investasi proyek minyak dan gas tetap diperlukan untuk memberikan ketahanan energi serta memenuhi permintaan minyak dan gas. Namun dalam masa transisi energi, peningkatan produksi dan investasi perlu dilakukan dalam beberapa tahapan dengan mempertimbangkan daya saing, biaya, ketersediaan, dan keberlanjutan.

"Dalam proses transisi, kami akan mengimplementasikan beberapa program strategis gas, seperti memperluas penggunaan gas sebagai bahan bakar dan bahan baku industri dengan mengembangkan infrastruktur transmisi dan distribusi gas yang terintegrasi; konversi bahan bakar solar menjadi gas pada pembangkit listrik dan pengembangan sarana prasarana; dan pengembangan jaringan pipa gas untuk rumah tangga dan usaha kecil," paparnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya >>>




(akn/hns)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork