Pada tahap ini, Bayu menjelaskan, sebanyak 22% dana dialokasikan untuk tahapan ini antara lain untuk persiapan infrastruktur pertambangan, water treatment, hingga top soil conservation.
Setelah itu, tahapan akan dilanjutkan dengan tahap mining atau penambangan. Tahapan ini menyerap dana hingga 53%. Barulah setelah itu dilanjutkan ke tahap berikutnya yakni post mining yang menyerap dana sebesar 25%.
"Ini post mining. Setelah kita udah nambang, ditutup lagi. Post mining itu kita ngebalikin top soil, lapisan di atas tambang itu, nutup tambangnya. Wastenya di-treat, kemudian dimonitor lagi environmentnya. Kemudian direhabilitasi lagi, di tanam kembali bekas tambang itu," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perlu diketahui, total luasan kawasan Blok Pomalaa mencapai lebih dari 20 ribu hektar. Kendati demikian, Bayu menegaskan, tidak semua area ini dipergunakan untuk pertambangan.
"Kita kalau 20 ribu hektar itu tidak semuanya jadi tambang, ini yang kadang disalahartikan. 40%-nya fasilitas pendukung, misalnya kita ada PLTA itu kan ada luasannya, ada mess karyawan, por-nya atau pelabuhan, dan lainnya," terang Bayu.
(dna/dna)