Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan ada tiga tantangan besar Indonesia untuk melakukan transisi energi. Bukan hal yang mudah mencapai Net Zero Emission (NZE) atau nol emisi karbon pada 2060.
Nicke mengatakan tantangan pertama dalam proyek transisi energi adalah teknologi. Meski Indonesia memiliki sumber energi baru terbarukan (EBT), keterbatasan teknologi bisa menjadi kendala untuk mencapai nol emisi karbon pada 2060.
"Setiap negara memiliki sumber energi baru terbarukan, tetapi hanya segelintir negara yang memiliki teknologi improvement untuk mengembangkannya menjadi energi," kata Nicke dalam acara Peringatan Hari Listrik Nasional (HLN) ke-77 di Hotel Mulia Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (29/11/2022).
Tantangan kedua, kata Nicke adalah terkait pendanaan. Seperti diketahui, biaya untuk transisi energi fosil ke energi baru terbarukan tidaklah murah sehingga perlu kolaborasi antarnegara dalam hal pendanaan.
"Ini terutama diperlukan oleh developing country seperti Indonesia. Tentu saja baik teknologi maupun pendanaan kita memerlukan dukungan dari developed country, apalagi developing country sebagian besar hari ini masih mengandalkan fisik energi dalam bauran energinya," tuturnya.
Tantangan ketiga atau terakhir adalah terkait kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM). Investasi EBT yang sangat besar terbuka peluang bagi tenaga kerja yang kualitasnya perlu dipersiapkan.
"Kalau kita lihat data SKK Migas dari hulu hampir sekitar 23 ribu orang, tapi Pertamina secara keseluruhan sekitar 1,5 juta orang yang terlibat dalam sektor ini. Artinya kita harus persiapkan para tenaga kerja ini untuk bisa beradaptasi dan memiliki kompetensi yang relevan dengan bisnis ke depan," jelasnya.
"The future energy baik itu dalam bentuk upskilling, knowledge transfer, dan semuanya. Oleh karena itu ini jadi PR kita bersama, itu tentu perlu proses, tidak mudah dan perlu waktu," tambahnya.
Simak Video: Dorong Transisi Energi, Joe Biden Berencana Beri US$ 20 Miliar ke RI
(aid/ara)