Sektor energi khususnya terkait dengan batu bara masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah. Salah satunya terkait badan layanan umum (BLU) Batu Bara yang tak kunjung hadir.
Hal itu menjadi salah satu isu yang dibahas dalam rapat kerja nasional Asosiasi Pemasok Energi dan Batu Bara Indonesia (Aspebindo) ke-2
Ketua Pelaksana Rapat Kerja Nasional Aspebindo Fathul Nugroho menjelaskan, ada beberapa isu yang didiskusikan di antaranya strategi bisnis pemain energi fosil untuk dapat berpartisipasi dalam pengembangan energi baru dan terbarukan. Serta mendorong skema-skema kebijakan pemerintah yang perlu didorong asosiasi seperti kehadiran BLU Batubara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rakernas ini akan jadi momentum kita untuk semakin giat memberikan ide dan gagasan dari pelaku usaha untuk pemerintah, di tahun 2022 kita mendapatkan momentum yang sangat baik dengan harga komoditas yang naik, namun ada juga masalah yang perlu disikapi seperti pelarangan ekspor dan BLU Batu Bara yang tak kunjung hadir, untuk itu pelaku usaha jangan tinggal diam," jelasnya dalam keterangan tertulis, Rabu (21/12/2022).
Ketua Umum Aspebindo Anggawira menyebutkan beberapa program pemerintah di sektor mineral dan batu bara dan hilirisasi sudah sesuai jalur (on the track). Namun, memang masih banyak harapan-harapan pengusaha yang masih perlu mendapatkan pengawalan.
"Kita mengapresiasi pemerintah khususnya di bidang minerba dan hilirisasi yang sudah on the track namun masih ada juga yang bikin kita galau seperti realisasi BLU batubara, dan juga pencabutan IUP yang dilakukan Kementerian Investasi/BKPM," ucap Anggawira.
Bersambung ke halaman selanjutnya.