Belanja Modal PGE Naik Drastis Jadi Rp 3,8 T, buat Apa Saja?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 22 Mar 2023 19:55 WIB
Pertamina Geothermal Energy Lahendong/Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), emiten anak usaha PT Pertamina (Persero) di bawah Subholding Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 250 juta atau Rp 3,8 triliun (kurs Rp 15.300) pada 2023.

Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) Nelwin Aldriansyah menyatakan belanja modal pada 2023 dianggarkan sebesar US$ 250 juta, naik 316,67% dibandingkan dengan belanja modal pada 2022 sebesar US$ 60 juta.

"Penggunaan belanja modal pada 2023, di antaranya untuk pemeliharaan dan operasi wilayah kerja (WK) panas bumi yang sudah yang ada, pembangunan pembangkit listrik tambahan 55 MW di WK Lumut Balai, dan pembangunan infrastruktur pendukung tambahan," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (20/3/2023).

Nelwin menyebutkan WK Lumut Balai Unit 2, yang saat ini konstruksi pembangkitnya masih berjalan, diharapkan dapat beroperasi secara komersial pada 2024. Sebagai salah satu perusahaan panas bumi dengan kapasitas terpasang terbesar di dunia, Pertamina Geothermal Energy siap berinvestasi US$ 1,6 miliar dalam lima tahun ke depan guna mendukung peningkatan kapasitas terpasangnya yang dioperasikan sendiri sebesar 600 MW, dari 672 MW pada 2022 menjadi 1.272 MW pada 2027.

"Kunci untuk mendukung pertumbuhan pendapatan perseroan adalah peningkatan dan pertumbuhan kapasitas terpasangnya. Untuk mendukung pertumbuhan kapasitas terpasang yang dioperasikan sendiri sebesar 600 MW itu, perseroan sudah merencanakan investasi baru, yang total nilainya US$ 1,6 miliar," ungkapnya.

Selanjutnya, pada 2024, Pertamina Geothermal Energy menyiapkan investasi baru senilai total US$ 350 juta. Jika ditotal, PGE menyiapkan investasi US$ 1,6 miliar sepanjang 2023-2027.

Berdasarkan data ThinkGeoEnergy 2023, kapasitas terpasang panas bumi dunia pada 2022 mencapai 16.127 megawatt (MW), dengan Amerika Serikat sebagai negara dengan kapasitas terpasang terbesar 3.794 MW, disusul Indonesia (2.356 MW), dan Filipina (1.935 MW).

Realisasi terpasang EBT di halaman berikutnya.




(kil/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork