PT Pertamina (Persero) tengah menyiapkan sejumlah rencana terkait Depo BBM Plumpang. Hal itu sebagai tindak lanjut dari insiden kebakaran di depo tersebut.
VP Corporate Communication Fadjar Djoko Santoso mengatakan, hasil investigasi terkait penyebab kebakaran depo tersebut belum keluar. Namun, saat ini pihaknya tengah menyiapkan buffer zone atau zona aman pada depo Plumpang.
"Kita sudah mengarah ke pembuatan buffer zone. Jadi kemarin kita sudah meeting, sudah rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait semacam ATR, Kemenko Marves Pemprov, Pemkot segala macam untuk supaya satu suara nih bahwa memang buffer zone itu penting sekarang buat diimplementasikan," kata Fadjar di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (30/3/2023).
Dia mengatakan, koordinasi ini dalam rangka memastikan agar pembuatan zona aman tidak menimbulkan masalah dari aspek hukum.
"Jadi sekarang yang harus urgent itu buffer zone. Makanya sekarang kita lagi konsolidasi dari segi aspek hukum nggak ada masalah, dari semua legalitas peraturan semua kita lagi konsolidasi supaya bisa terlaksana," ujarnya.
Hingga saat ini, jarak pasti untuk zona aman ini masih dibicarakan. Namun, kata dia, zona aman itu sekitar 50-52 meter.
Menurut Fadjar untuk jangka panjang Pertamina menyiapkan terminal BBM di wilayah pelabuhan milik Pelindo. Diakuinya, untuk terminal itu butuh waktu.
"Sambil menunggu itu nanti kan itu lahannya baru siap akhir 2024 sedangkan proses pembangunan masih perlu waktu 3-4 tahun lagi. Jadi sementara itu berjalan ya ini buffer zone dulu," ujarnya.
Meski ada terminal baru, kata dia, bukan berarti depo Plumpang tidak digunakan. Dia mengatakan, nantinya depo Plumpang akan digunakan untuk menampung pelumas dan BBM industri. Sementara, terminal yang baru untuk BBM ritel.
"Jadi nanti yang di sini rencananya hanya pelumas sama BBM industri, yang di Plumpang. Sementara ritel lebih banyak kita akan dipindahkan ke sana (pelabuhan) nantinya," jelasnya.
(acd/hns)