Kena Imbas Ambruknya Bank AS, Harga Minyak Mentah RI Amblas ke US$ 79/Barel

Kena Imbas Ambruknya Bank AS, Harga Minyak Mentah RI Amblas ke US$ 79/Barel

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 05 Apr 2023 11:01 WIB
Harga Minyak Dunia Anjlok
Ilustrasi/Foto: Reuters
Jakarta -

Harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada Maret 2023 turun US$ 4,89 dari US$ 79,48 per barel pada Februari menjadi US$ 74,59 per barel. Penurunan ini salah satunya dipicu oleh ambruknya Silicon Valley Bank.

"Penetapan ICP Maret 2023 sebesar US$ 74,59 per barel tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 131.K/MG.03/DJM/2023 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Maret 2023 tanggal 3 April 2023," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dikutip dari laman Kementerian ESDM, Rabu (5/4/2023).

Berdasarkan analisa Tim Harga Minyak Mentah Indonesia, sambung Agung, beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional yakni kekhawatiran pasar atas kondisi ekonomi global khususnya di kawasan Eropa dan AS yang disebabkan oleh penutupan Silicon Valley Bank pada 10 Maret 2023.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu merupakan kegagalan sistem perbankan terbesar di AS yang disebabkan, antara lain penarikan dana besar-besaran oleh nasabah, meningkatkan ketidakpastian terkait inflasi, suku bunga dan aktivitas ekonomi di masa depan yang berdampak besar pada konsumsi minyak dan investasi global.

"Kekhawatiran para pelaku pasar seiring inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, meningkatkan kekhawatiran akan kenaikan suku bunga, penguatan nilai tukar dolar dan perlambatan aktivitas ekonomi, serta berujung pada turunnya permintaan minyak mentah," terang Agung.

ADVERTISEMENT

IEA (International Energy Agency) dalam Laporan bulan Maret 2023 menyebutkan faktor lain yang mempengaruhi yaitu adanya throughput (tingkat pengolahan) kilang global mencapai titik terendah pada bulan Februari 2023 di angka 81,1 juta barel per hari karena seasonal maintenance di AS dan beberapa negara lainnya.

Selanjutnya, faktor lain yang mempengaruhi adalah adanya kebijakan dari Departemen Energi AS yang menyatakan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ulang cadangan minyak strategis AS (SPR) dapat memakan waktu beberapa tahun.

"Hal ini juga menimbulkan kekhawatiran pasar tentang potensi oversupply, terutama terkait rencana AS untuk kembali melepas 26 juta barel minyak dari SPR," lanjut Agung.

Selain itu, IEA juga menyampaikan bahwa pasokan minyak mentah dunia melonjak naik sebesar 830 ribu bopd di bulan Februari 2023 menjadi 101,5 juta barel per hari, antara lain disebabkan peningkatan produksi di AS dan Kanada, serta diperkirakan pertumbuhan pasokan minyak mentah negara-negara non OPEC akan mencapai 1,6 juta barel per hari di tahun 2023.

Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar atas pemulihan permintaan minyak China seiring Pemerintah China menetapkan target GDP yang moderat, lebih rendah dari perkiraan para ekonom.

"Penurunan konsumsi produk gasoline hingga 7,51% dan produk gasoil hingga 0,34% di China yang mengakibatkan penurunan harga jual produk minyak bumi di China," tutup Agung.

Simak juga Video 'Korsel, AS dan Jepang Gelar Latihan Anti Kapal Selam Korut':

[Gambas:Video 20detik]



(acd/ara)

Hide Ads