Gas bumi memiliki peran penting untuk dalam transisi energi menuju energi baru terbarukan (EBT). Oleh karena itu, produksi gas bumi perlu dipacu terlebih Indonesia masih memiliki cadangan gas bumi yang besar.
Menteri ESDM periode 2000-2009, Purnomo Yusgiantoro mengatakan, transisi energi membutuhkan waktu dan keterlibatan semua pemangku kepentingan. Hal itu agar pemanfaatan energi terbarukan menjadi optimal.
"Kita masih punya cadangan di Masela, IDD, Natuna dan juga yang sudah berproduksi seperti Tangguh yang sudah masuk train III. Gas bumi akan menjadi bagian penting pada fase transisi energi menuju energi baru terbarukan. Transisi energi juga tidak bisa cepat karena kita adalah negara berkembang," katanya dalam diskusi energi dan bedah buku Public Interest in Energy Sector yang ditulis Arcandra Tahar dalam keterangan tertulis, Jumat (7/7/20223).
Baca juga: Harga LPG 5,5 Kg & 12 Kg Turun! |
Arcandra Tahar dalam bukunya mengatakan bahwa dalam kurun waktu 30 tahun ke depan merupakan masa transisi yang sangat penting untuk dipersiapkan.
"Gas bumi sebagai energi bersih yang ramah lingkungan dan cadangannya di dalam negeri masih cukup besar akan menjadi komoditas penting pada fase transisi tersebut. Harganya juga cukup kompetitif dibandingkan dengan energi fosil lainnya," jelas Arcandra.
Sementara itu Menteri ESDM Arifin Tasrif menekankan pentingnya pemanfaatan energi di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan domestik. Pemerintah terus menggalakkan eksplorasi dan eksploitasi wilayah kerja migas untuk meningkatkan produksi migas nasional, khususnya gas bumi.
"Kita masih punya potensi besar kalau dilihat dari 2,4 billion barel yang masih bisa kita bor, masih ada 45 TCF dan di luar itu ada banyak daerah yang sekarang secara intens melakukan eksplorasi," ujar Arifin.
(acd/ara)