PT Merdeka Copper Gold Tbk (Merdeka) menjadi perusahaan tambang Indonesia berskala global yang berhasil mencatatkan pertumbuhan aset tercepat. Upaya ini dicapai melalui serangkaian aksi korporasi strategis di sektor pertambangan emas, tembaga, dan nikel.
Adapun salah satunya yaitu dengan mengembangkan Proyek Tembaga Tujuh Bukit. Proyek ini diketahui memiliki salah satu sumber daya mineral terbesar di dunia dan belum dikembangkan.
Dengan sumber daya mineral sekitar 1,7 miliar ton (8,1 juta ton tembaga dan 27,4 juta ounces emas), umur tambang proyek ini akan mencapai 30 tahun dan menambah sekitar 10-15% produksi tembaga di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Merdeka sedang bertransisi dari mengoperasikan dua tambang jangka pendek berbiaya rendah menjadi tambang kelas dunia berumur panjang, serta sejumlah portofolio bisnis yang merupakan rantai nilai baterai kendaraan listrik," ujar Presiden Direktur Merdeka Copper Gold, Albert Saputro dikutip dari laman CNBC, Kamis (31/8/2023).
Seperti diketahui, pengembangan Tambang Emas Tujuh Bukit menjadi bukti perjalanan Merdeka pada 2012 yang kemudian diikuti dengan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2015 dengan kode saham MDKA.
Operasi tambang pertama Merdeka yang bertempat di Banyuwangi, Jawa Timur itu perdana berproduksi pada tahun 2017. Sampai dengan Juni 2023, tambang tersebut telah menghasilkan 1 juta ounces emas dan berkontribusi secara signifikan bagi perekonomian setempat.
Selain di Banyuwangi, Merdeka juga memiliki Tambang Tembaga Wetar di Pulau Wetar, Maluku Barat Daya, yang telah beroperasi sejak 2018. Tambang ini menjadi satu-satunya di RI yang mampu menghasilkan dan mengekspor langsung katoda tembaga.
Selain itu, Merdeka sedang mengembangkan Proyek Emas Pani yang akan menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Indonesia. Proyek di Gorontalo, Sulawesi, yang mengandung 6,63 juta ounces emas ini akan memperkaya aset tambang emas Merdeka.
Selanjutnya, Merdeka juga mengembangkan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBM) yang pada April lalu melepas saham perdananya di BEI dengan kode saham MBMA. Sebagai aset pertama industri nikel Merdeka, MBM akan memasok bahan baku baterai untuk kendaraan listrik dunia melalui sejumlah aset bisnisnya.
MBM mengelola Tambang SCM (Sulawesi Cahaya Mineral) yang memiliki salah satu sumber daya nikel terbesar di dunia yang belum dikembangkan dengan cadangan mineral hingga 13,8 juta ton nikel (kadar nikel 1,22%) dan 1,0 juta ton kobalt (kadar kobalt 0,08%). Jutaan ton hasil Tambang SCM akan diolah di sejumlah aset lain MBM.
Seluruh bijih nikel saprolit yang diproduksi Tambang SCM akan memasok bahan baku masa depan untuk dua smelter RKEF (Rotary KlinElectric Furnace) yang sekarang sudah beroperasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Satu smelter RKEF lagi akan dibangun di kawasan ini dan direncanakan mulai beroperasi dalam tahun ini.
Sementara, bijih nikel limonit dari Tambang SCM akan diproses di Pabrik HPAL (High Pressure Acud Leach), yang akan dibangun di Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP), dan diharapkan dapat mulai berproduksi pada 2025.MBM juga mendampingi Proyek AIM (Acid, Iron, Metal) yang dioperasikan oleh PT Merdeka Tsingshan Indonesia di IMIP.
Mulai akhir 2023, Proyek AIM akan menghasilkan asam sulfat dan uap yang akan dikonsumsi oleh pabrik-pabrik lain di IMIP. Asam sulfat dan uap yang dihasilkan Proyek AIM diolah dari sisa bijih Tambang Tembaga Wetar.
Pemanfaatan lebih lanjut sisa bijih Tambang Tembaga Wetar merupakan wujud komitmen circular economy dan upaya konservasi mineral, yang memastikan seluruh hasil tambang dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kepentingan perusahaan dan negara. Di masa depan, asam sulfat dan uap produksi Proyek AIM akan turut memasok Pabrik HPAL di IKIP.
"Dengan langkah-langkah strategis yang kami rancang untuk masa depan, kami optimis Merdeka akan terus berkembang menjadi salah satu perusahaan tambang terdepan di Indonesia," tegas Albert.
Sejalan dengan visi untuk menjadi perusahaan tambang terkemuka, Merdeka pun saat ini memiliki komitmen tinggi terhadap kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (Environment, Social and Governance/ESG).
Komitmen Merdeka terhadap keberlanjutan dan berbagai inisiatif terkait - lingkungan, sosial, dan tata kelola - telah diakui oleh lembaga-lembaga peringkat ESG dunia, yang sekaligus menempatkan Merdeka sebagai satu dari sedikit perusahaan tambang Indonesia yang berada di kuartil teratas di antara perusahaan Logam dan Pertambangan terdiversifikasi.
(akd/akd)