Banyak negara saat ini sedang gencar untuk menekan emisi karbon. Hal ini sejalan dengan Perjanjian Paris yang diteken pada 2015 lalu dan memicu gerakan di seluruh sektor ekonomi untuk dekarbonisasi.
Dekarbonisasi ekonomi ini bisa menjadi peluang bisnis yang dimanfaatkan oleh berbagai pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Mengutip hasil penelitian dari lembaga riset dan firma konsultasi asal Amerika Serikat, Gartner, sebanyak 87% pemimpin bisnis internasional bersedia mengeluarkan uang untuk menjaga serta mendorong upaya keberlanjutan atau sustainable efforts dalam dua tahun ke depan.
Kendati demikian, kesenjangan keterampilan dan pengetahuan terhadap isu ini masih menjadi penghalang besar bagi berbagai pelaku usaha. Perusahaan kian mengandalkan pihak ketiga atau mitra yang ahli di bidang tersebut untuk mendorong upaya dekarbonisasi mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Roberto Rossi menjelaskan Sustainability School Schneider Electric hadir sebagai solusi untuk memperkaya pengetahuan para pengusaha UMKM dalam melakukan upaya dekarbonisasi.
Platform digital yang dapat diakses secara gratis ini menyediakan berbagai pelatihan interaktif yang bertujuan untuk membekali perusahaan dan para profesional dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja sustainability pelaku usaha.
Kegiatan yang dirancang oleh perusahaan otomasi digital dan manajemen energi internasional, Schneider Electric itu akan membahas tiga topik penting dalam lokakarya tersebut.
Dalam Sustainability School Schneider Electric ini peserta diajak mempelajari dasar-dasar keberlanjutan, ilmu pengetahuan dan jargon di baliknya, serta alasan mengapa sangat penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan secara serius terkait faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan.
Topik kedua adalah langkah menentukan rencana sustainability sebagai perusahaan.
"Aspek ini membahas bagaimana UMKM dapat membangun strategi dekarbonisasi. Termasuk informasi tentang teknologi dan peralatan yang mudah diimplementasikan yang dapat mendukung mereka dalam mengurangi dampak karbon terhadap operasi bisnis perusahaan maupun klien," ujar dia.
Adapun topik terakhir, ialah memanfaatkan keahlian sustainability untuk meningkatkan peluang bisnis. Merangkum seluruh pengetahuan dan perangkat dari dua topik sebelumnya, Schneider Electric mengajak peserta untuk mengimplementasikan teori-teori tersebut dalam lini bisnis.
Pertama kali diluncurkan, Sustainability School diperuntukkan bagi para karyawan Schneider Electric untuk meningkatkan wawasan dan keahliannya dalam hal sustainability agar dapat mendukung ekosistem mitra perusahaan dengan lebih baik.
Sekarang program yang terdiri dari tiga bagian ini tersedia secara eksternal untuk para profesional dan perusahaan dari berbagai skala, memfasilitasi kebutuhan mereka dalam mengambil langkah pertama menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
(kil/kil)