Ternyata RI Sudah Punya 10 Proyek Carbon Storage, di Mana Saja?

Ternyata RI Sudah Punya 10 Proyek Carbon Storage, di Mana Saja?

Samuel Gading - detikFinance
Senin, 11 Sep 2023 18:45 WIB
SKK Migas
Logo SKK Migas - Foto: Fadhly F Rachman
Jakarta -

Selain memaparkan sembilan lokasi di Indonesia yang berpotensi menjadi tempat penyimpanan karbon atau carbon capture and storage (CCS), Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menjelaskan kini ada sepuluh proyek carbon capture, utilization and storage (CCUS) yang sedang berjalan.

Hal ini disampaikan oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam agenda Indonesia-International CCS Forum yang terlaksana di Hotel Mulia, Jakarta Pusat, Senin (11/9/2023).

"Ada sepuluh proyek CSUS yang sedang berjalan," bebernya. Proyek tersebut antara lain Vorwata EGR, Kaliberau-Sakakemang, Abadi-Masela. Kemudian, Jatibarang, Sukowati, Gemah, Ramba, Air Sedang, Guruh, dan Mudi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kesepuluh proyek itu ditarget beroperasi secara optimal pada 2030. Namun, per 2023, hanya proyek Vorwata EGR, Kaliberau-Sakakemang, dan Abadi-Masela, yang sudah melewati tahap studi awal atau penjajakan.

Poyek Kaliberau-Sakamekang dan Abdi-Masela kini tengah mempersiapkan rencana pengembangan lapangan (POD) dan tahap rekayasa dan desain terkemuka atau Front-End Engineering and Design (FEED).

ADVERTISEMENT

Sementara proyek Vorwata EGR menjadi proyek paling terdepan karena sudah lolos FED dan FEED. Proyek itu kini masuk tahap investasi akhir atau final investment decision (FID). Sementara tujuh proyek sisanya, masih dalam tahap penjajakan.

Dwi mengatakan proyek CCS dan CSUS memang bakal berjalan lama, sebab "Ini tidak hanya soal menjaga lingkungan tapi juga soal bisnis baru. Makanya (proyek-proyek ini) sedang dalam pembahasan serius," ungkap Dwi.

Selain itu, sejumlah hal yang menjadi pembahasan adalah potensi shared risk antara investor dan pemerintah Indonesia.

Salah satunya adalah kepastian bahwa lapisan batu yang menjadi tempat CO2 ditampung tidak akan bocor. "(Terutama soal) Tingkat isolasi reservoir yang digunakan. Karena kalau bocor, kan, kita malah membawa limbah," Bebernya.

Karena itu pula, Dwi mengaku sempat menyinggung soal social cost atau biaya sosial terhadap masyarakat di sekitar wilayah CCS dan CSUS.

"Pemerintah juga harus mengeluarkan biaya agar masyarakat mau menerima,. Itu yang sedang dikembangkan. Kalau kita sudah sukses dan berbagai indikator menunjukkan ini (CCS/CSUS) sudah aman, baru kita bicara carbon trading-nya seperti apa" ungkapnya.

Sebelumnya, Dwi menjelaskan terdapat sembilan lokasi yang berpotensi sebagai tempat penyimpanan karbon atau proyek CCS/CCUS.

Kesembilan tempat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Papua Barat (Potensi penyimpanan 550,7 juta ton CO2 depleted oil gas)
2. Jawa Timur (Potensi penyimpanan 110 juta ton CO2 depleted oil gas)
3. Masela (Potensi penyimpanan 70 juta ton CO2 depleted oil gas)
4. Jawa Barat (Potensi penyimpanan 401,9 juta ton CO2 depleted oil gas dan 2.029 juta CO2 di lapisan saline aquafier)
5. Sumatera Tengah (Potensi penyimpanan 229 juta ton CO2 depleted oil gas)
6. Sumatera Selatan (Potensi penyimpanan 229 juta ton CO2 depleted oil gas dan 7.650 juta CO2 di lapisan saline aquafier)
7. Kalimantan Timur (Potensi penyimpanan 139,5 juta ton CO2 depleted oil gas)
8. Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan (Potensi penyimpanan 10 juta ton CO2 depleted oil gas)
9. Sulawesi Tengah (Potensi penyimpanan 19 juta ton CO2 depleted oil gas)

(kil/kil)

Hide Ads