Harga Minyak Dunia Naik Hantui APBN, Bagaimana Nih Bu Sri Mulyani?

Harga Minyak Dunia Naik Hantui APBN, Bagaimana Nih Bu Sri Mulyani?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 19 Sep 2023 17:42 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Jajal LRT Jabodebek
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Foto: Tangkapan Layar kanal Youtube Sekretariat Presiden)
Jakarta -

APBN tahun 2024 dibayang-bayangi kenaikan harga minyak dunia. Bila harga minyak dunia terus-menerus tinggi kemungkinan subsidi akan bengkak.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara mengenai hal ini. Menurutnya, untuk mengakali tingginya harga minyak saat ini pemerintah dan DPR pun sudah sepakat untuk menaikkan jumlah subsidi BBM.

Di sisi lain pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Kementerian BUMN dan Kementerian ESDM soal hal ini. Khususnya untuk urusan penyaluran volume subsidi yang diberikan ke masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beberapa tadi sudah (diakali) seperti kenaikan subsidi, kompensasi, dan kita akan melihat mekanisme untuk BUMN yang melaksanakan subsidi kompensasi untuk terus menjaga dari sisi volume penargetan mengontrol dari sisi akuntabilitasnya," ungkap Sri Mulyani ditemui di Gedung DPR, Selasa (19/9/2023).

Seperti diketahui, harga minyak dunia menembus level tertinggi sepanjang tahun 2023. Pasokan yang berkurang jadi pemicu harga minyak melambung. Dikutip dari Reuters, Jumat (15/9/2023) yang lalu, harga minyak mentah Brent naik US$ 1,82 atau 1,98% menjadi US$ 93,70 per barel, setelah menyentuh level US$ 93,89 yang merupakan tertinggi sejak November 2022.

ADVERTISEMENT

Sementara, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik US$ 1,64 atau 1,85% menjadi US$ 90,16. Harga WTI menembus US$ 90 untuk pertama kalinya sejak November.

Sementara itu, pemerintah dan DPR sudah menyepakati subsidi energi di tahun 2024 sebesar Rp 189,1 triliun. Jumlah ini lebih besar daripada usulan RAPBN 2024 sebesar Rp 185,8 triliun. Hal ini terungkap dalam Laporan Panitia Kerja Asumsi Dasar, Pendapatan, Defisit, dan Pembiayaan dalam rangka pembicaraan tingkat satu RUU APBN 2024.

Alokasi subsidi energi tersebut terdiri dari subsidi jenis LPG Tabung 3 kilogram sebesar Rp 87,4 triliun atau sebanyak 8,03 juta metrik ton. Lalu, untuk subsidi listrik disepakati sebesar Rp 75,83 triliun.

Sementara itu anggaran subsidi BBM jenis tertentu disepakati sebesar Rp 25,8 triliun atau sebesar 19,58 juta KL. Disepakati juga subsidi tetap minyak solar sebesar Rp 1.000 per liter.

Subsidi BBM sebesar 19,58 juta KL diberikan untuk minyak tanah kerosin senilai 580 ribu KL dan minyak solar sebanyak 19 juta ton.

Soal kenaikan harga minyak sendiri, Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan terus memantau pergerakan harganya. Menurutnya, fluktuasi harga minyak memang sangat tidak pasti.

Banyak faktor yang mempengaruhi harga minyak. Misalnya saja kebijakan pasokan minyak dari OPEC selaku pemegang pasar minyak dunia.

"Nggak ada yang tahu mengenai proyeksi ya, seperti yang kita lihat dalam perkembangan, ya kita tahu tentu saja apakah ada faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan seperti jumlah produksi yang dikelola oleh Saudi dan Rusia, dalam hal ini sebagai OPEC yang akan kendalikan dari jumlah produksinya," ungkap Sri Mulyani.

(hal/das)

Hide Ads