Indonesia Battery Corporation (IBC) melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan 7 BUMN terkait implementasi new energy ecosystem di Gedung Danareksa, Jakarta, Senin (28/4). Tujuh BUMN yakni PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara III (Persero), PT Pupuk Indonesia Utilitas, PT Len Industri (Persero), PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), PT INKA (Persero), dan PT Prima Armada Raya.
Nota kesepahaman ini di antaranya terkait pemanfaatan kendaraan listrik hingga baterai. Tujuh BUMN itu sendiri mencakup 5 sektor yakni telekomunikasi, perkebunan dan pangan, pertahanan, pariwisata, dan transportasi.
Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Rabin Indrajad Hattari, menyampaikan, Kementerian BUMN sangat mendukung kolaborasi dalam pembangunan new energy ecosystem di berbagai sektor strategis BUMN.
"Kami harapkan MoU ini dapat segera ditindaklanjuti melalui berbagai langkah nyata yang dapat mendukung pencapaian net zero emission di berbagai sektor. Kami juga mendorong agar BUMN lainnya, dapat turut berkolaborasi untuk mengakselerasi transisi energi di lingkungan BUMN," ujar Rabin dalam keterangannya, Selasa (30/4/2024).
Pemerintah mengusung tercapainya net zero emission pada tahun 2060. Oleh karena itu, langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung kebijakan pemerintah tersebut melalui berbagai inisiatif pembangunan diantaranya new energy ecosystem yang saat ini mulai dikembangkan oleh IBC. Sebelumnya, Kementerian BUMN juga telah menggalakkan adopsi kendaraan listrik untuk kegiatan operasional.
"Akselerasi dari implementasi new energy ecosystem ini sejalan dengan semangat dan mandat yang diberikan oleh Menteri BUMN kepada IBC untuk menjadi leading party dalam pengembangan regional EV and battery hub, yang tentunya berkesinambungan dengan pengembangan industri hilirisasi nikel terintegrasi yang saat ini dilakukan oleh IBC," kata Direktur Utama IBC Toto Nugroho.
Direktur Hubungan Kelembagaan dan Komersial IBC, Reynaldi Istanto menyampaikan, sebagai langkah awal, inisiasi new energy ecosystem di tahun 2024 yang direncanakan meliputi penggunaan motor trail listrik untuk area perkebunan, penggunaan baterai lithium ion untuk telco, implementasi fleet motor listrik dan bus listrik untuk area pariwisata, penggunaan battery cell IBC untuk industri pertahanan, dan implementasi battery energy storage untuk penggunaan di kereta api.
"Selain berpotensi untuk mereduksi emisi karbon, implementasi new energy ecosystem ini sekaligus menjadi market creation dari hilirisasi baterai nikel yang dilakukan oleh IBC, serta membuka peluang industri domestik dan penyerapan tenaga kerja melalui lokalisasi industri ekosistem tersebut. Dalam implementasinya, IBC bermitra dengan pemain global sehingga teknologi yang diadopsi memiliki performa yang baik. Kemitraan ini juga dapat meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia dan potensi alih teknologi," kata Reynaldi.
(acd/rrd)