Banyak Negara Takut Harga Minyak Naik, Menteri ESDM Bilang Begini

Banyak Negara Takut Harga Minyak Naik, Menteri ESDM Bilang Begini

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 06 Mei 2024 17:14 WIB
Jakarta Energy Forum 2020 resmi dibuka oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif. Acara ini bertema  The Future of Energy.
Menteri ESDM Arifin Tasrif/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif bicara dampak kenaikan harga minyak dunia. Kondisi ini sebagai dampak tensi geopolitik di Timur Tengah saat ini.

Persoalan kenaikan harga minyak hingga suku bunga ini sebelumnya disinggung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan kondisi ini disebut-sebut membuat banyak negara ketar-ketir.

Menurut Arifin, Indonesia juga perlu waspada karena kondisi di Timur Tengah bisa mempengaruhi pasokan minyak dan akan berdampak ke harga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya nanti misalnya Timur tengah terganggu, terganggu pasokannya, pasti bisa (pengaruh ke harga minyak dunia)," kata Arifin ditemui di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Senin (6/5/2024).

"Bisa minyak naik. Minyak Iran kan selama ini diambil oleh China," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Arifin mengatakan, saat ini harga minyak bumi masih bergerak di kisaran US$ 83 per barel, meski sempat naik ke posisi US$ 90 per barel. Hal ini diindikasikan adanya pelemahan permintaan.

"Ini (harga minyak turun) kita mengindikasikan bahwa ini adalah pelemahan permintaan. Nah itu nanti kita lihat sektor mana. China juga kelihatannya agak naik (permintaannya) ya," terangnya.

Akan tetapi, menurutnya saat ini pemerintah Indonesia masih tetap perlu waspada. Pasalnya, belum bisa diproyeksikan apakan konflik Israel-Iran ini akan mereda atau justru memanas.

"Kita kan melihat bahwa sekarang ini ya, eskalasi geopolitik belum turun, ya tho? Nah ini kan bisa aja jadi konflik yang meluas. Nah, tapi kemudian di lain sisi juga mungkin pertumbuhan ekonominya agak melemah,"

Arifin mengatakan, apabila ekonomi melemah, permintaan juga turun sehingga daya beli juga akan berkurang. Menurutnya, hal itulah yang ditakutkan pemerintah. Namun di sisi lain, apabila permintaan menguat, justru harga komoditas yang akan naik.

"Ini dua sisi yang harus dijaga keseimbangannya," imbuhnya.

Menurutnya, salah satu langkah yang perlu dilakukan RI dalam mengantisipasi dampak dari tensi geopolitik ini ialah dengan melakukan efisiensi. Sedangkan untuk jangka panjangnya, perlu dilakukan eksplorasi yang masif untuk menjamin ketersediaan minyak.

Sebagai tambahan informasi, sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan ada tiga hal yang membuat banyak negara ketakutan saat ini. Hal pertama yang ditakutkan banyak negara adalah kenaikan harga minyak dunia.

Hal ini bisa terjadi karena situasi geopolitik dunia yang memanas, khususnya karena perang yang berkecamuk di timur tengah dan Eropa. Hampir semua yang terlibat perang merupakan negara penghasil minyak bumi. Sedikit konflik bisa memicu kenaikan harga minyak dunia.

Masalah kedua adalah suku bunga bank sentral di negara-negara maju, khususnya di Amerika Serikat (AS). Bila suku bunga masih terus di level yang tinggi beban fiskal banyak negara akan sangat besar.

"Kedua masalah bunga pinjaman, semua pada takut masalah itu, karena begitu bunga pinjaman naik sedikit saja beban fiskal itu akan sangat, sangat besar," beber Jokowi dalam pidatonya pada acara Musrenbangnas 2024, di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Senin (6/5/2024).

Sayangnya satu hal lagi tidak disebutkan olehnya dalam pidato tersebut. Hanya harga minyak dan suku bunga yang disebut Jokowi. Dia menitipkan agar semua pihak yang mengurus anggaran pemerintah untuk berhati-hati mengelola setiap anggaran.

(shc/ara)

Hide Ads