PT Pertamina (Persero) menargetkan Indonesia bisa swasembada minyak mentah pada 2029 mendatang. Hal ini selaras dengan upaya Indonesia mengurangi ketergantungan terhadap bahan impor, terutama minyak mentah yang merupakan sumber energi terbesar Indonesia.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, target swasembada minyak mentah 2029 didukung dengan alokasi anggaran ke berbagai lini bisnis hulu migas. Setidaknya dalam lima tahun ke depan, anggaran yang akan dialokasikan ke sektor hulu mencapai 60%.
"Kami mengalokasikan lebih dari 60% untuk bisnis hulu. Target kami pada tahun 2029 adalah swasembada minyak mentah," kata Nicke dalam acara IPA Convex 2024, di ICE BSD, Tangerang, ditulis Kamis (16/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nicke menjelaskan, saat ini sepertiga pasokan konsumsi minyak mentah Indonesia berasal dari impor. Oleh karena itu, Pertamina akan menambah alokasi dan menggenjot aktivitas hulu untuk meningkatkan produksi menjadi dua kali lipat dalam lima tahun ke depan.
"Kita akan menambah aktivitas hulu kita untuk meningkatkan produksi kita dari sekarang Indonesia 700 (barel minyak per hari/BOPD) menjadi dua kali lipat dalam lima tahun ke depan," ujarnya.
Selain itu, Pertamina juga akan menambah kapasitas kilangnya untuk mengurangi impor bahan bakar, serta meningkatkan standar kualitas produk dan LPG. Adapun saat ini, Pertamina masih mengimpor sekitar 85% LPG.
Nicke menambahkan, pihaknya juga akan mengalokasikan 17% untuk pengembangan bisnis gas terintegrasi di hulu, tengah, dan hilir. Pertamina menyatakan keyakinannya bahwa gas adalah bahan bakar penghubung untuk beralih dari energi fosil ke energi baru dan terbarukan (EBT).
"Jadi inilah skenario bagaimana Pertamina dapat mendukung ketahanan energi, keterjangkauan energi, aksesibilitas energi, serta keberlanjutan energi. Dan kami yakin masih banyak potensi keberlanjutan di Indonesia, kami dapat meningkatkan program bioenergi, biodiesel, biogasoline, bahan bakar penerbangan berkelanjutan, dan juga carbon offsetting seperti natural base solution dan CCUS," pungkasnya.
(shc/ara)