PLN Raih Dana US$ 581 Juta dari Bank Dunia untuk Genjot Elektrifikasi-EBT

PLN Raih Dana US$ 581 Juta dari Bank Dunia untuk Genjot Elektrifikasi-EBT

Syahdan Althalif - detikFinance
Kamis, 13 Jun 2024 16:53 WIB
EBT
Foto: Dok. PLN
Jakarta -

PT PLN (Persero) meraih pendanaan sebesar US$ 581,5 juta melalui kolaborasi pendanaan dengan World Bank, Canada Clean Energy & Forest Climate Facility (CCEFCF), dan Clean Technology Fund (CTF). Pendanaan ini dimaksudkan guna mendukung upaya peningkatan akses elektrifikasi di Indonesia, program transisi energi, serta digitalisasi perseroan.

Sejumlah upaya tersebut ditandai dengan penandatanganan skema hibah dan perjanjian pinjaman langsung dengan Sovereign Guarantee yang bertajuk Program Indonesia Sustainable Least-cost Electrification-1 (ISLE-1). Program ini merupakan program-based loan yang didukung World Bank dan Partner Pembangunan terhadap peningkatan akses elektrifikasi, peningkatan kesiapan grid terhadap integrasi energi baru-terbarukan (EBT), dan peningkatan kapasitas operasional teknologi informasi PLN.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menilai pentingnya kerja sama pendanaan World Bank melalui program ISLE-1 untuk pembiayaan rencana distribusi, transmisi, dan pembangkit listrik menuju elektrifikasi Indonesia 100 persen. Program ini juga akan membiayai korporasi untuk peningkatan bauran energi baru terbarukan, mengurangi biaya pembangkitan, dan memperkuat kapasitas keuangan dan operasional PLN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"ISLE-1 berfokus pada dua wilayah yakni Maluku dan Nusa Tenggara, karena kedua wilayah tersebut memiliki tingkat elektrifikasi yang rendah dan rata-rata biaya pembangkit listriknya tinggi," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis, Kamis (13/6/2024).

PLN mengakui transisi energi tidak dapat dijalankan sendiri. Melalui hal tersebut, selaku lokomotif transisi energi, PLN terus membangun kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencari solusi dari tantangan yang ada.

ADVERTISEMENT

"Transisi energi tidak bisa dijalankan dalam suasana kesendirian, karena terdapat tantangan teknis, strategis, operasional, dan juga pendanaan. PLN telah memetakan seluruh tantangan tersebut sehingga setiap tantangan dapat diatasi, dapat dimitigasi, dan dapat dikelola agar bisa terus maju dan mencapai misi transisi energi," ucap Darmawan.

Sementara itu, Direktur World Bank untuk Indonesia dan Timor-Leste Carolyn Turk menuturkan World Bank siap mendukung komitmen Pemerintah Indonesia untuk mencapai 100 persen elektrifikasi dan percepatan EBT. Pendanaan ini diharapkan dapat menciptakan keseimbangan antara investasi jaringan yang dibutuhkan dengan permintaan listrik yang besar, khususnya di wilayah Kepulauan Bagian Timur.

"World Bank siap mendukung komitmen Pemerintah Indonesia untuk mencapai 100 persen elektrifikasi. Tingkat elektrifikasi rumah tangga yang lebih besar, khususnya di Kepulauan Bagian Timur, akan memberikan peluang ekonomi tambahan, terutama bagi perempuan," ungkapnya.

Selain elektrifikasi, Turk menyebutkan pendanaan program ISLE-1 juga diperuntukkan untuk mendukung pengembangan EBT di Indonesia.

"Investasi pada energi terbarukan yang penting untuk menjadikan sektor ini berada pada jalur yang lebih efisien dan berkelanjutan sekaligus meningkatkan keterjangkauan dan keandalan", pungkas Turk.

Sebagai informasi, penyusunan program ISLE-1 ini juga mendapat asistensi teknis dan pendanaan dari Sustainable Renewables Risk Mitigation Initiative (SRMI) yang dikelola oleh Energy Sector Management Assistance Program (ESMAP).




(akn/ega)

Hide Ads