Pada 2050 kebutuhan minyak dan gas diprediksi meningkat 2-4 kali lipat. Cuma, berdasarkan data Indonesian Petroleum Association (IPA), produksi minyak Indonesia diperkirakan menurun dari 0,7 Million Barrels of Oil per Day (MBOPD) menjadi 0,1 MBOPD pada 2050.
Sementara, produksi gas diperkirakan menurun dari 5,4 billion cubic feet per day (BCFD) menjadi 3,2 BCFD pada 2050.
Direktur Eksekutif Indonesian Petroleum Association (IPA) Marjolijn Wajong mengatakan untuk menggenjot produksi migas dalam negeri dibutuhkan investasi sebesar US$ 26 miliar atau setara Rp 426 triliun (kurs Rp 16.423).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), investasi industri migas pada 2023 sebesar US$ 13,7 miliar atau setara Rp 255 triliun. Ini artinya, pemerintah harus menggenjot investasi industri migas dua kali lipat.
"Investasi saat ini sekitar US$ 13,7 billion harus menjadi US$ 26 billion di tahun 2030. Besar ya naiknya sampai 2 kali lipat. Duitnya dari mana? Negara? Tidak bisa, harus ada investment," kata Marjolijn dalam acara Bedah Infografis IPA Convex 2024, Jakarta, Rabu (26/6/2024).
Untuk mencapai hal tersebut, Marjolijn bilang Indonesia harus kompetitif sehingga mempunyai daya tarik dan mendatangkan investasi. Pasalnya, dia menilai terlalu berat apabila hanya mengandalkan anggaran negara.
"Kalau tidak ini terlalu berat. Harus ada uang investor. Ini sangat penting ya karena menaikan investasi. Kalau nggak bisa naik, ya produksinya tidak bertambah," jelasnya.
Di saat yang sama, dunia berlomba untuk mengurangi emisi karbon dan menciptakan energi baru terbarukan. Hal inilah yang menjadi tuntutan industri hulu migas.
Untuk itu, dia bilang diperlukannya regulasi atau aturan yang mendukung upaya industri migas menekan emisi karbon. Namun, saat yang bersamaan regulasi tersebut juga harus dapat menarik investasi.
"Dengan kebijakan dan peraturan yang mendukung, pada masa transisi energi saat ini industri migas akan menerapkan CCS untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung target Net Zero Emission (NZE)," imbuhnya.
(hns/hns)