PT Pertamina (Persero) melakukan berbagai terobosan dalam mengembangkan energi bersih. Salah satunya melalui pemanfaatan sumber energi nabati.
Terobosan ini di antaranya melahirkan Pertamax Green 95. Pertamax Green 95 mengandung bioetanol sebanyak 5%.
Bioetanol ini berasal dari molase tebu yang merupakan bahan bakar nabati. Pertamax Green 95 memiliki RON 95 dengan emisi gas buang yang rendah.
Seluruh kendaraan baik mobil maupun sepeda motor dengan jenis bahan bakar bensin dapat menggunakan Pertamax Green 95. Keunggulan lainnya dari Pertamax Green 85 adalah akselerasi kendaraan lebih responsif dan melindungi mesin secara lebih baik.
detikcom pun memberikan penghargaan kepada Pertamina sebagai Inisiator Energi Bersih atas terobosan tersebut dalam ajang detikcom Awards yang berlangsung di The Westin Jakarta, Kamis (17/10/2024).
"Dua penghargaan tadi kita berikan juga untuk seluruh pekerja Pertamina yang ada di darat di laut, di tengah laut sedang mencari energi, dan juga di atas gunung sana sekali lagi terimakasih," kata Dirut Pertamina Nicke Widyawati.
Sejatinya, tak cuma itu terobosan Pertamina. Pertamina juga mengembangkan Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bioavtur. Pada 2021, Pertamina melakukan terobosan dengan uji coba SAF pada pesawat militer dan pada 2023 diperluas ke pesawat komersial.
Pertamina menggunakan campuran minyak nabati dan used cooking oil (UCO) alias minyak jelantah untuk diolah menjadi bahan bakar ramah lingkungan. Selain itu, pengembangan strategis kilang biofuel Pertamina di Cilacap dan Dumai menjadi kunci untuk mencapai skala ekonomis dalam produksi SAF.
SAF yang disediakan Pertamina Patra Niaga juga memenuhi standar global seperti CORSIA oleh International Civil Aviation Organization (ICAO), RefuelEU/Fit55 oleh Uni Eropa, Perdagangan Emisi UE/Inggris Raya, serta Tax Credit IRA USA.
(acd/das)