Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkap adanya penemuan terbaru potensi minyak dan gas bumi (migas) di area Indonesia Bagian Barat Tahap 2 (IBB 2). Potensi dari temuan tersebut mencapai lebih dari 4,3 miliar barel setara minyak.
Potensi migas atau 'harta karun' ini terdapat di empat wilayah yakni Cekungan Natuna Timur, Cekungan Selat Makassar, Cekungan Jawa Bagian Tenggara dan Cekungan Barito.
"Fokus dalam kajian tim adalah di Natuna Timur, Selat Makassar, Jawa Bagian Tenggara dan Barito. Hasil dari 2 area saja potensinya lebih dari 4,3 BBOE, yang terdapat di Natuna Timur sekitar 2,8 BBOE dan Jawa Bagian Tenggara sedikitnya 1,5 BBOE dengan potensi antara rentang 1,5 hingga 17 BBOE. Ini belum ditambah dengan potensi yang ada di Selat Makassar dan Barito," kata Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Eksplorasi dan Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi Nanang Abdul Manaf dalam acara Media Briefing SKK Migas di Gedung City Plaza, Jakarta, Selasa (3/12/2024).
Nanang berharap dengan adanya temuan potensi di Indonesia Bagian Barat dapat segera ditindaklanjuti dan dilakukan eksplorasi oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sehingga produksi migas Indonesia dapat semakin meningkat. Nanang juga mengatakan, kajian terhadap potensi migas di Indonesia Bagian Timur juga dilakukan.
"Jadi data studi kami itu betul-betul dipakai, efektif ya untuk meng-guide para investor ini loh, daerah-daerah yang menarik yang mungkin akan mendapatkan discovery baru dan sebagainya," katanya.
Sementara itu, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan, penemuan potensi ini mendukung upaya pencapaian swasembada energi yang telah dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, yakni peningkatan lifting migas.
Pemerintah sebelumnya telah menetapkan target produksi minyak bumi nasional sebesar 1 juta barel dan produksi gas bumi sebesar 12 billion cubic feet (BCF) pada tahun 2030.
"Studi yang merupakan hasil kolaborasi dari berbagai pihak dengan tujuan untuk mempercepat kegiatan eksplorasi, sekaligus menciptakan lingkungan investasi hulu migas yang lebih kondusif bagi investor, baik investor domestik maupun internasional," katanya.
(acd/acd)