PT Pertamina (Persero) menargetkan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi atau public service obligation (PSO) mencapai 48,6 juta kiloliter (KL) hingga akhir 2024. Hal itu diungkapkan Wakil Direktur Utama Pertamina, Wiko Migantoro dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
Wiko mengatakan, penyaluran BBM subsidi sebanyak 39,7 juta KL per Oktober 2024. Sampai akhir 2024 diharapkan penyaluran BBM subsidi sebanyak 48,6 juta KL.
"Sampai Oktober kita sudah menyalurkan BBM PSO 39,7 (juta KL) dan kita harapkan di akhir tahun 48,6 juta KL," ungkap Wiko dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Selasa (3/12/2024).
Sama halnya dengan penyaluran LPG 3 kilogram (kg), Pertamina juga menargetkan penyaluran 8,3 juta ton hingga akhir tahun ini.
"PSO LPG akhir tahun akan 8,3 juta ton, sementara untuk non-PSO sales lainnya ini BBM 39,1 juta KL," jelasnya.
Wiko menyebut volume penjualan BBM 2020-2023 meningkat 4%. Permintaan ini terus tumbuh meski pemerintah mendorong penggunaan energi bersih.
"Kami memperkirakan sampai 2030 kebutuhan untuk bahan bakar berbasis fosil akan meningkat. Setelah itu kita perkirakan baru akan turun sehingga penting bagi kita untuk menjaga produktivitas hulu, keandalan supply BBM dan keandalan pengolahan kita," ungkapnya.
(ara/ara)