65 Kapal Tanker Minyak Lempar Jangkar Gara-gara Sanksi AS

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 14 Jan 2025 09:25 WIB
Ilustrasi/Foto: Reuters
Jakarta -

Sebanyak 65 kapal tanker minyak terpaksa turun jangkar usai Amerika Serikat (AS) mengumumkan paket sanksi baru pada 10 Januari lalu. Kondisi ini terjadi di beberapa lokasi, termasuk di lepas pantai China dan Rusia.

Dikutip dari Reuters, Selasa (14/1/2025), data pelacakan kapal MarineTraffic dan LSEG mencatat, lima dari kapal tanker di pelabuhan China dan tujuh lainnya berlabuh di lepas pantai Singapura. Sementara yang lainnya berhenti di dekat Rusia, di Laut Baltik dan Timur Jauh.

Departemen Keuangan AS pada hari Jumat lalu menjatuhkan sanksi kepada produsen minyak Rusia Gazprom Neft dan Surgutneftegaz, serta pada 183 kapal yang telah mengirimkan minyak Rusia. Langkah ini dilakukan untuk memangkas pendapatan Rusia untuk mendanai perang dengan Ukraina.

Ini menambah tekanan lebih lanjut pada kapal-kapal yang telah terkena sanksi AS sebelumnya. Setidaknya ada 25 kapal tanker minyak lainnya yang tidak beroperasi di berbagai lokasi, termasuk di lepas pelabuhan Iran dan juga dekat Terusan Suez.

Di samping itu, beberapa pelabuhan juga telah mengambil tindakan sebelum kebijakan baru AS tersebut, hingga menambah ketegangan lebih lanjut. Shandong Port Group misalnya, melarang kapal tanker di bawah sanksi AS untuk singgah di pelabuhannya.

Para analis memperkirakan sekitar 10% dari armada kapal tanker minyak global dikenakan sanksi AS. Kondisi ini berdampak pada kenaikan pendapatan kapal tanker yang masih beroperasi.

"Dampak sanksi ini seharusnya mendukung pasar kapal tanker karena pasokan kapal di armada yang lebih luas menyusut, tetapi kekuatan potensial yang sebenarnya akan datang setelah eksportir lain mengganti volume yang hilang," kata analis Jefferies Omar Nokta.

Pendapatan harian rata-rata untuk supertanker melonjak lebih dari 10% pada Senin, dibandingkan hari sebelumnya. Pasar memperkirakan, pendapatan rata-ratanya menjadi sekitar US$ 26.000. Beberapa penyewa juga telah mencoba untuk mengamankan kapalnya pada hari Jumat setelah sanksi baru itu diumumkan.

"Meningkatnya permintaan ekspor ke India dan China dari luar Rusia akan meningkatkan permintaan kapal tanker yang tidak terkena sanksi," kata platform analisis perdagangan Kpler.

Lihat juga Video: Lima Orang Tewas Akibat Kapal Tanker di Perairan Bali Terbakar






(shc/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork