Bahlil Takut Kampus Jadi Pabrik Pengangguran, Hilirisasi Jadi Obatnya

Bahlil Takut Kampus Jadi Pabrik Pengangguran, Hilirisasi Jadi Obatnya

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 18 Jul 2025 07:57 WIB
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia - Foto: Heri Purnomo
Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengaku takut jika suatu saat perguruan tinggi alias kampus menjadi pabrik pencetak pengangguran. Hal itu bisa saja terjadi jika tidak disiapkan lapangan pekerjaan dari sekarang.

"Kalau tidak ada lapangan pekerjaan disiapkan, saya takut suatu saat kampus akan menjadi pabrik pembuat pengangguran intelektual," kata Bahlil dalam acara Sidang Senat Terbuka Wisuda ke-54 Program Sarjana Terapan Politeknik Energi dan Mineral Akamigas, Kamis (17/7/2025).

Salah satu yang dilakukan pemerintah untuk menciptakan lapangan pekerjaan adalah dengan membangun hilirisasi atau industri. Menurut Bahlil, hilirisasi adalah salah satu program pemerintah yang harus disukseskan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagaimana diketahui, pemerintah sedang gencar mendorong hilirisasi yaitu proses pengolahan bahan mentah menjadi produk bernilai tambah tinggi. Hilirisasi dilakukan di berbagai sektor mulai dari mineral dan batu bara (minerba), minyak dan gas (migas), perikanan, kehutanan, pertanian, hingga perkebunan.

Bahlil sendiri tidak mau Indonesia dikenal lagi sebagai negara yang hanya mengekspor bahan baku atau mentah. Sesuai Undang-Undang Dasar (UUD) tahun 1945, kekayaan alam harus dikuasai oleh negara, dikelola dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kesejahteraan rakyat.

ADVERTISEMENT

"Maka hilirisasi harus kita bangun, industri harus kita bangun supaya menciptakan lapangan pekerjaan. Dengan menciptakan lapangan pekerjaan, itu sama dengan ketika seluruh perguruan tinggi yang mahasiswanya siap untuk bekerja, maka keluar itu ada lapangan pekerjaan yang disiapkan," imbuh Bahlil.

21 Proyek Hilirisasi Dikebut

Bahlil pernah mengatakan akan ada 21 proyek hilirisasi utama di tahun 2025 yang mau dikebut pemerintah. Nilai investasinya mencapai US$ 45 miliar atau sekitar Rp 738 triliun (kurs Rp 14.400).

Bahlil mengatakan targetnya ada proyek investasi senilai US$ 618 miliar atau sekitar Rp 8.892 triliun yang akan digarap pemerintah, namun di tahap awal 21 proyek akan digarap terlebih dahulu.

"Kami paparkan kurang lebih sekitar 21 proyek pada tahap pertama yang total investasinya kurang lebih sekitar US$ 45 miliar dan tadi kita sudah melakukan pembahasan secara detil, termasuk di dalamnya adalah nama-nama proyek investasi apa saja yang akan kita lakukan," papar Bahlil usai hadiri rapat terbatas soal hilirisasi yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Senin (3/3).

Apa saja proyek hilirisasi yang akan dilakukan? Bahlil mengungkapkan beberapa di antaranya. Misalnya saja pembangunan penyimpanan minyak mentah untuk menambah cadangan energi. Diperkirakan penyimpanan minyak ini akan menambah pasokan BBM untuk 30 hari.

"Storage crude minyak untuk menuju ketahanan energi nasional kita berdasarkan Perpres itu harus menambah 30 hari dan itu akan kita bangun di salah satu alternatifnya di Pulau Nipah (Batam)," jelas Bahlil yang juga merupakan Ketua Satgas Hilirisasi.

Kemudian pemerintah juga akan membangun kilang minyak jumbo dengan kapasitas 500 ribu barel. Bahlil menyatakan ini menjadi kilang terbesar yang ada di Indonesia untuk mendorong produksi BBM dalam rangka mengebut ketahanan energi.

Selanjutnya, akan ada juga proyek gasifikasi batu bara atau dymethil ether (DME). Nantinya gas DME diproyeksikan menjadi substitusi gas LPG yang selama ini banyak diimpor di Indonesia.

"Kita juga akan bangun DME yang berbahan baku daripada batu bara low calories sebagai substitusi daripada LPG. Ini kita akan lakukan agar betul-betul produknya bisa dipasarkan dalam negeri sebagai substitusi impor," beber Bahlil.

Tonton juga video "Bahlil Khawatir Kampus Jadi Pabrik Pengangguran" di sini:

(kil/kil)

Hide Ads