Pemerintah meminta badan usaha (BU) swasta penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk segera menyerap base fuel yang telah diimpor Pertamina. Hal ini dilakukan agar masyarakat dapat segera kembali mendapatkan BBM dari SPBU swasta yang belakangan ini stoknya habis.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengaku bahwa pihaknya rutin mengirim surat setiap minggu kepada BU swasta penyalur BBM untuk segera mengambil pasokan BBM tersebut.
"Kalau kami maunya diimplementasikan. Makanya minggu kemarin hari Jumat saya sudah bikin surat lagi ke Pertamina dan swasta agar segera mengimplementasikan. Jadi, tiap minggu itu saya bersurat untuk mengingatkan," kata Laode di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (28/9/2026).
Laode menegaskan pasokan BBM sebenarnya sudah tersedia di pelabuhan, namun realisasinya tergantung kecepatan negosiasi antara BU swasta dan Pertamina. Proses ini murni dilakukan secara business to business (B2B).
Hingga kini, baru PT Vivo Energy Indonesia (VIVO) yang resmi sepakat bekerja sama B2B dengan PT Pertamina Patra Niaga (PPN). VIVO akan menyerap 40.000 barel BBM base fuel.
"Penyediaan pasokan kepada Vivo dilakukan sesuai prosedur dan aturan yang berlaku. Selanjutnya ada uji kualitas dan kuantitas produk BBM menggunakan surveyor yang disepakati," ujar Pj. Corporate Secretary PPN, Roberth MV Dumatubun.
Roberth menyebut kolaborasi dengan swasta menjadi bukti bahwa menjaga energi adalah kerja bersama. "Dengan semangat gotong royong, layanan energi diharapkan semakin merata, adil, dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat," katanya.
Sementara itu, empat BU swasta lain masih berkoordinasi dengan kantor pusat masing-masing terkait pasokan BBM dari Pertamina.
Saksikan Live DetikPagi:
Simak Video 'Bahlil Sebut SPBU Swasta Setuju Beli BBM Pertamina Asal Belum Dicampur':
(kil/kil)