Pinjaman Online ke Fintech Meroket di Masa Pandemi

Pinjaman Online ke Fintech Meroket di Masa Pandemi

Soraya Novika - detikFinance
Kamis, 03 Sep 2020 13:08 WIB
Pinjam Online
Ilustrasi/Foto: Pinjam Online (Tim Infografis: Andhika Akbarayansyah)
Jakarta -

Tak semua lini bisnis redup dihajar pandemi COVID-19. Fintech Lending atau Peer to Peer Lending (P2P Lending) ternyata menjadi salah satu yang berkembang pesat di tengah pandemi ini.

Sepanjang tahun 2020, P2P alias pinjaman online mengalami pertumbuhan yang signifikan hingga 130% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Kalau kita lihat perkembangan dari tahun ke tahun mengalami perkembangan atau pertumbuhan yang sangat signifikan bahkan kalau dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu year on year growth menunjukkan angka sekitar 130%," ujar Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Adrian Gunadi dalam sebuah webinar, Kamis (3/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejauh ini, total penyelenggara P2P lending yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencapai 159 usaha dengan total penyaluran pinjaman hingga Rp 116 triliun.

"Dalam beberapa tahun terakhir ini dimulai dari beberapa perusahaan yang berkembang di tahun 2016 sampai dengan sekarang. Sehingga total penyelenggara fintech lending yang sudah terdaftar dan berizin di OJK dan juga menjadi anggota AFPI totalnya berjumlah 159 dan kalau kita melihat dalam kurun waktu kurang lebih sekitar 4 tahun telah menyalurkan kurang lebih 116 triliun pembiayaan baik dari sisi konsumtif maupun dari sisi sektor produktif," paparnya.

ADVERTISEMENT

Meski begitu, bukan berarti bisnis P2P lending mulus dari berbagai tantangan. Namun, tantangan yang dihadapi selama pandemi senantiasa ditangkap sebagai peluang yang positif.

"Tentunya kita sama-sama ketahui di tengah kondisi pandemik yang mungkin melanda Indonesia di bulan Maret sampai saat ini kita melihat ini menjadi challenge bagi industri fintech lending secara umum. Namun kita juga melihat ini sebagai suatu opportunity," tambahnya.

Peluang yang ditangkap salah satunya ialah menyasar para pelaku UMKM yang justru belum terkoneksi dengan perbankan.

"Khususnya bagi UMKM tentunya memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya untuk tentunya mendukung pemulihan ekonomi nasional," sambungnya.

Di kesempatan yang sama, Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani menilai P2P lending punya peluang yang besar untuk berkembang lebih pesat lagi ke depannya terutama terhadap UMKM.

"Walaupun UMKM kita yang sebanyak 64-65 juta itu, tetapi yang masuk ke dalam ekosistem digital kita itu baru kurang lebih 13-14%. Dan juga cakupannya itu lebih banyak terkonsentrasi di Jawa, di luar Jawa cakupannya kurang lebih 14,5% sampai 15%. Nah tentunya dalam rangka kita mendorong inclusiveness dari digital economy kita, harapannya fintech itu tidak menyebar lebih besar, lebih cepat dan lebih merata," tambah Rosan.

Lantaran, pengguna smartphone dan internet di Indonesia kian lama semakin tumbuh pesat. Pertumbuhan inilah yang bisa ditangkap sebagai sinyal peluang bagi P2P lending.

"Kalau kita lihat angkanya sekarang, orang yang punya handphone aktif ini terdaftar sekarang 320 juta yang aktif berarti 1 orang bisa lebih, mempunyai 2 handphone. Pengguna internet aktifnya kurang lebih 170 juta orang. Pengguna mobile phone social media itu kurang lebih juga 150 juta orang. Jadi memang kita ini sudah ada modalnya sudah ada, yang paling penting bagaimana kita bisa mengakselerasi itu dengan cepat," ungkapnya.



Simak Video "Video: Utang Pinjol Warga +62 Tembus Angka Rp 80 T!"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads