Harga bitcoin semakin menggila. Pada perdagangan semalam, harga bitcoin tembus lebih dari US$ 48.000 atau lebih dari Rp 671 juta. Seiringan dengan itu, dolar Amerika Serikat (AS) melemah karena adanya penurunan pada indeks hingga 0,6%.
Harga bitcoin memang terus melonjak sepekan terakhir ini, yang salah satunya dipicu oleh aksi Tesla Inc berinvestasi sebesar US$ 1,5 miliar atau setara Rp 21 triliun pada mata uang kripto, dan akan menerima pembayaran menggunakan mata uang kripto untuk transaksi mobil-mobilnya.
"Karena semakin banyak perusahaan mulai menerima bitcoin, ini hanya akan menyebabkan peningkatan lebih lanjut dalam permintaan di pasar yang pasokannya terbatas," kata Analis ThinkMarket Fawad Razaqzada seperti dilansir CNN, Rabu (10/20/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan harga yang terus naik, dan juga permintaan yang diramal semakin tinggi, apakah bitcoin dapat mengalahkan keperkasaan dolar sebagai mata uang cadangan nomor satu di dunia selama ini?
Menjawab hal itu, Global Head of FX dari Jefferies Brad Bechtel mengatakan, bitcoin adalah aset alternatif bagi para investor, tetapi bukanlah aset utama.
"Bitcoin menjadi aset alternatif, sehingga tidak berkorelasi dengan hal lain di pasar," kata Bechtel.
Ia mengatakan, bitcoin memang sangat menarik, tapi hanyalah sebatas tambahan pada portofolio investor.
Meski cukup bullish dan prospeknya sangat panjang, ia menyarankan agar investor tidak menghabiskan seluruh uangnya untuk bitcoin.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Simak juga Video: Membaca Dampak yang Timbul Usai Elon Musk Investasi ke Bitcoin