Lagi BU Gara-gara Pandemi, Jangan Diam-diam Utang Pinjol Ya!

Lagi BU Gara-gara Pandemi, Jangan Diam-diam Utang Pinjol Ya!

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 22 Jul 2021 18:31 WIB
pinjam online
Foto: Pinjam Online (Fauzan Kamil/Infografis detikcom)

Jika ada tanggungan utang lama, buat catatan yang berisi daftar nama pemberi utang, jumlah cicilan beserta tanggal jatuh temponya. Tunjukkan catatan ini ke pasangan dan diskusikan.

"Beban utang ini adalah tanggungan bersama, pasangan dan mungkin anak-anak harus tahu, dan jika perlu melakukan penyesuaian gaya hidup agar beban utang tersebut bisa segera dilunasi tanpa perlu ada tambahan utang baru," ujar dia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya utang, begitupun dengan harta. Caranya bisa dibuat catatan dan kumpulkan beragam dokumen yang menjadi bukti kepemilikan aset rumah tangga. Seluruh bukti kepemilikan investasi di reksa dana/saham/obligasi, polis asuransi, buku tabungan, sertifikat deposito, sertifikat rumah/tanah, bukti kepemilikan kendaraan, emas, cryptocurrency, dan lain sebagainya sebaiknya disimpan dalam satu folder khusus.

Catatan PIN untuk ATM, mobile banking, e-mail, hand phone, online platform investasi, safe deposit box, dan lain sebagainya milik suami dan istri sebaiknya disimpan secara khusus dan diketahui tempat penyimpanannya oleh masing-masing pihak. Jangan sampai harta yang sudah disimpan tidak bisa diakses oleh pasangan dan anak jika diperlukan karena dirahasiakan sendiri.

ADVERTISEMENT

Menurut dia catatan ini menjadi sangat penting saat pandemi makin ganas. Di saat seperti ini, baik suami maupun istri harus tahu cara mengelola keuangan rumah tangga. Suami/istri yang lebih paham dan biasa mengelola keuangan rumah tangga harus mau membantu pasangannya untuk mengejar ketinggalannya, agar keduanya bisa mengelola keuangan rumah tangga dengan baik.

Peran suami dan istri harus disejajarkan, agar siap dan bisa mengelola keuangan jika salah satu pihak harus menjalani perawatan intensif atau meninggal dunia. Berbagai risiko ini harus dibahas bersama, jangan malah dihindari dengan alasan tabu, termasuk diskusi mengenai alternatif mata pencaharian baru jika kehilangan pencari nafkah.

"Tidak butuh waktu lama untuk melakukan pendataan beban utang dan harta rumah tangga, tetapi dibutuhkan niat untuk mulai terbuka tentang masalah keuangan dengan pasangan dan anak-anak. Keterbukaan ini akan membawa manfaat terutama di saat darurat seperti di tengah pandemi yang mengganas," jelas dia.


(kil/ara)

Hide Ads