Saham dikenal sebagai investasi yang menawarkan keuntungan tinggi dan risiko yang tinggi juga. Belakangan, muncul aset kripto yang disebut-sebut menawarkan hal serupa. Pertanyaannya, lebih berisiko mana?
Trading Influencer Andy Senjaya menjelaskan, jika mengacu regulasi, kenaikan harga saham dalam sehari ada batasannya. Artinya, ada kondisi di mana harga saham tak bisa lebih tinggi lagi.
"Kalau di saham itu dalam satu hari itu ada limitasi batasan sebuah saham itu naik dan turun. Kalau misalkan di saham itu satu hari sebuah saham ketika naik 20% itu sudah nggak bisa lebih tinggi lagi, antara 20, 25 atau 35%. Tergantung fraksi harganya," katanya dalam acara d'Mentor, Rabu (10/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu juga kalau turun. Ada batasan sehingga saham tak turun lebih dalam. Dengan demikian, volatilitas saham tidak terlalu tinggi.
"Kalau misalkan turun, itu maksimal 7% untuk saat ini secara regulasi. Mungkin volatilitasnya juga nggak terlalu tinggi kalau di market saham," katanya.
Berbeda dengan aset kripto. Harga kripto bisa melesat setinggi mungkin. Namun demikian, harga kripto juga bisa turun sedalam mungkin.
"Kalau di kripto lain cerita, dia nggak ada limitasi sama sekali. Kalau kita sering dengar berita, di mana satu koin bisa naik puluhan persen dalam satu hari atau ratusan persen dalam satu hari it's real. Ketika dia memiliki potensi untuk naik dalam jumlah yang sangat tinggi. Di samping itu jangan lupa juga bahwa dia juga berpotensi untuk turun dalam jumlah yang besar juga," terangnya.
"Jadi itulah sebenarnya yang dibilang kenapa sih market kripto jauh lebih high risk high return," tambahnya.