Gubernur BI Perry Warjiyo Singgung Uang Digital di Forum G20

Gubernur BI Perry Warjiyo Singgung Uang Digital di Forum G20

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 09 Des 2021 18:10 WIB
Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan lagi suku bunga acuannya. Kini BI 7 Days Repo Rate turun jadi 5,5%.
Gubernur BI Perry Warjiyo/Foto: Agung Pambudhy
Badung -

Central Bank Digital Currency (CDBC) atau mata uang digital bank sentral merupakan salah satu isu yang dibahas di Finance Central Bank Deputies Meetings (FCBD) G20 di Nusa Dua, Bali.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, CBDC akan terkait dengan digitalisasi sistem pembayaran.

"Dalam digitalisasi sistem pembayaran yang diutamakan untuk memperlancar dan mempercepat transaksi yang murah, berkaitan dengan langkah bersama untuk menyambungkan sistem pembayaran digital di antarnegara," kata dia dalam konferensi pers FCBD di Nusa Dua, Bali, Kamis (9/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perry mengungkapkan, forum ini juga diharapkan bisa mendapatkan hasil pembahasan terkait prinsip utama dan pengembangan CBDC hingga pembahasan infrastruktur untuk pengembangan.

Dengan adanya digitalisasi pembayaran, diharapkan menurunkan biaya, mempercepat, serta memperluas akses, termasuk praktik-praktik pasar yang baik. Melalui digitalisasi pembayaran akan mendukung juga digitalisasi ekonomi.

ADVERTISEMENT

CBDC akan didukung dengan tugas bank sentral dalam bidang moneter. "Di sistem pembayaran dan tentu saja melayani ekonomi. Ketiga CBDC ini ini juga mendukung inklusi ekonomi dan keuangan," tuturnya.

BI bakal bahas hal lain. Cek halaman berikutnya.

Selain itu, BI juga akan membahas mengenai inisiatif-inisiatif untuk pembiayaan berkelanjutan untuk mendukung ekonomi hijau.

"Sektor keuangan yang juga mendukung inisiatif inisiatif termasuk di antaranya memperluas dan menerbitkan berbagai instrumen instrumen keuangan yang bisa mendukung pembiayaan ekonomi hijau," imbuhnya.

Sebelumnya, Perry mengungkapkan BI sedang mempersiapkan penerbitan rupiah digital. Rupiah digital ini diharapkan bisa memfasilitasi transaksi digital yang saat ini terus meningkat. Bahkan bank sentral juga mempercepat rencana penerbitan rupiah digital ini.

Selain CBDC forum juga membahas terkait normalisasi kebijakan moneter. Misalnya untuk negara maju normalisasi ini membutuhkan normalisasi kebijakan moneter dan membutuhkan komunikasi yang jelas agar efek ke emerging market tidak terlalu kuat.

Kemudian isu berikutnya adalah regulasi di sektor keuangan. "Karena pada saat normal adalah regulasi yang disiapkan berkaitan dengan permodalan dan likuiditas," jelas dia.



Simak Video "China Jadi Negara Pertama yang Akan Digitalisasi Mata Uang"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads