Pergerakan harga uang kripto pada pekan kedua Februari ini masih belum mengalami banyak kemajuan. Hal ini membuat investasi raksasa teknologi Tesla di bitcoin menjadi semakin buruk.
Melansir dari CNN, Selasa (8/2/2022), perusahaan pembuat mobil listrik tersebut mengungkapkan dalam laporan tahunannya kepada Securities and Exchange Commission bahwa ia membukukan kerugian senilai US$ 101 juta (Rp 1,44 triliun) karena adanya penurunan nilai dalam investasinya di bitcoin.
Meski demikian disampaikan bahwa kerugian tersebut pada dasarnya hanyalah masalah akuntansi, dan itu tidak terlalu memengaruhi kesehatan keuangan Tesla secara keseluruhan.
Selain itu Tesla memang pernah mencatat keuntungan US$ 128 juta (Rp 1,83 triliun) atas investasi bitcoinnya setelah melakukan penjualan sejumlah mata uang kripto tersebut pada Maret 2021. Sedangkan untuk saat ini, menurut pengarsipan SEC perusahaan masih memiliki sekitar US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28,6 triliun (kurs Rp 14.300/dolar AS) dalam bentuk bitcoin.
Sebagai informasi, Tesla melakukan investasi awal US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 21,45 triliun dalam bitcoin pada awal 2021. Seperti yang sudah diketahui bahwa Elon Musk sering men-tweet tentang dukungannya untuk crypto teratas serta untuk mata uang meme yang lebih kecil lainnya seperti dogecoin.
Perusahaan juga secara singkat pernah menerima bitcoin sebagai alat pembayaran untuk mobil listriknya tahun lalu. Namun keputusannya ini dihentikan pada Mei 2021 lalu menyusul penolakan dan kritik dari masyarakat atas penambangan bitcoin, yang membutuhkan energi besar yang dan bagus untuk lingkungan. Meski demikian, diketahui bahwa Tesla terus mendukung bitcoin dan kripto lainnya.
"Kami percaya pada potensi jangka panjang aset digital baik sebagai investasi dan juga sebagai alternatif likuid untuk uang tunai," kata Tesla dalam pengajuan SEC.
"Seperti halnya investasi apa pun dan konsisten dengan cara kami mengelola kas berbasis fiat dan akun setara kas. Kami dapat menambah atau mengurangi kepemilikan aset digital kami kapan saja berdasarkan kebutuhan bisnis dan pandangan kami. pasar dan kondisi lingkungan," jelas perusahaan.
(fdl/fdl)