Grup Modalku telah menyalurkan pendanaan Rp 48 triliun kepada lebih dari 5,1 juta transaksi UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Angka tersebut dapat dibilang cukup stabil bahkan menunjukkan konsistensi untuk bertumbuh lebih dari 40% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Tidak hanya itu, Modalku berhasil memulihkan dan menjaga kualitas pendanaan dengan baik, di mana perusahaan mencatatkan tingkat keberhasilan pengembalian dana atau TKB90 tanggal 30 April 2023 berada di level 95,70%.
"Modalku terus berupaya untuk konsisten dalam meningkatkan profitabilitas bisnis yang berkelanjutan. Ke depannya kami juga lebih optimis untuk mencatatkan pertumbuhan positif karena potensi bisnis fintech di Indonesia terus meningkat seiring dengan bertumbuhnya ekonomi dan kebutuhan pendanaan sektor UMKM," kata Country Head Modalku, Arthur Adisusanto dalam keterangan tertulis, Selasa (16/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, menjaga angka TKB90 juga menjadi prioritas Modalku sebagai tanggung jawab kepada para pemberi dana. Berbagai upaya pemulihan juga dilakukan dengan menjaga kualitas pendanaan dan melakukan penagihan secara optimal. Hal itu untuk menghindari status pendanaan gagal bayar.
"Untuk transaksi pendanaan yang sudah berstatus gagal bayar, komunikasi dengan penerima dana terus dilakukan dengan menawarkan proses restrukturisasi. Di sisi lain, proses pengajuan klaim ke asuransi juga dijalankan untuk beberapa transaksi pendanaan lainnya," tambah.
Platform ini juga sudah mulai menjalankan bisnis dengan prinsip berkelanjutan. Melalui pendekatan ini, Modalku berusaha menemukan keseimbangan antara faktor ekonomi, lingkungan, dan sosial, baik dalam operasi internal maupun dalam aktivitas pendanaan.
"Praktik ESG di Grup Modalku telah terintegrasi dengan bisnis utama, salah satunya dengan adanya penilaian risiko ESG ke dalam proses credit assessment UMKM atau penerima dana. Penilaian ini mempertimbangkan risiko lingkungan dan sosial dari calon penerima dana atau UMKM berdasarkan kerangka penilaian risiko ESG di Modalku," tutur Sustainability and ESG Lead Grup Modalku Annette Aprilana.
Sektor pengadaan pemerintah memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan. Hal ini dibuktikan oleh meningkatnya anggaran belanja pemerintah tahun ini jika dibandingkan tahun sebelumnya, sebesar Rp 3.061 triliun. Selain itu, potensi pendanaan sektor pengadaan pemerintah juga masih sangat besar.
Melihat potensi tersebut, Modalku menghadirkan produk Modal Proyek bagi perusahaan atau vendor e-catalogue dan LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) yang membutuhkan alternatif pendanaan tanpa agunan ketika hendak menjalankan proyek dari pemerintah. Nominal pendanaan yang ditawarkan hingga Rp 1,5 miliar dengan tenor fleksibel hingga 120 hari sesuai tempo pembayaran proyek.
Dukung Akselerasi Bisnis UMKM
Platform ini juga mendukung akselerasi bisnis UMKM melalui kampanye. AVP Brand and Communication Modalku, Errik Jaya Tirta mengatakan, pihaknya sangat menyadari perjuangan pelaku bisnis untuk mengakselerasi bisnisnya sangat luar biasa. Akan tetapi, tidak sedikit pelaku bisnis yang terkendali dengan tambahan modal.
"Sejalan dengan kampanye ini, kehadiran fasilitas pendanaan seperti Modal Proyek, serta edukasi terkait pentingnya implementasi ESG untuk keberlanjutan bisnis UMKM, diharapkan dapat mendukung para pebisnis untuk #WujudkanMasaDepan, baik ekspansi maupun penambahan lini bisnis," tuturnya.
Sebagai informasi, Modalku menyediakan layanan pendanaan digital, di mana penerima dana (UMKM yang berpotensi) bisa mendapatkan modal usaha hingga Rp 2 miliar yang didanai oleh pemberi dana platform (individu atau institusi yang mencari pendanaan) melalui pasar digital. Selain di Indonesia, Modalku juga beroperasi di Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam dengan nama Funding Societies.
(ara/ara)