Pinjaman online (pinjol) semakin menjamur di tengah masyarakat Indonesia. Hal ini terbukti dari pertumbuhan jumlah pengguna pinjol di Tanah Air.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Mei 2023 tercatat jumlah rekening aktif penerima pinjaman mencapai 17,68 juta akun. Jumlah ini mengalami peningkatan bila dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 17,31 juta akun.
Sementara itu, secara tahunan (YoY) jumlah akun penerima pinjaman ini naik 15,28% bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang berjumlah 15,34 juta akun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara keseluruhan, jumlah rekening aktif pinjol di Indonesia masih berpusat di pulau Jawa dengan jumlah rekening penerima pinjaman aktif sebanyak 13,1 juta akun. Sementara itu, total penerima pinjol di luar pulau Jawa sekitar 4,58 juta akun.
Di Jakarta sendiri jumlah rekening aktif penerima layanan pinjol saat ini mencapai 2,31 juta akun dengan total Outstanding pinjaman (utang pinjol yang belum dibayar) mencapai Rp 10,54 triliun. Sedangkan untuk tingkat kredit macet lebih dari 90 hari (TWP 90) di Jakarta sebesar 3,23%.
Meski begitu, ternyata Jakarta bukan lah wilayah dengan pengguna paling banyak nunggak utang pinjol. Masih berdasarkan data OJK, Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah dengan persentase kredit macet pinjol tertinggi di Indonesia.
Diketahui angka TWP90 di NTB mencapai 7,59%. Padahal seluruh di wilayah luar jawa lain memiliki persentase TWP90 di bawah 3%, yang menunjukan jumlah kredit macet di NTB di luar batas kewajaran.
Sementara itu, wilayah lain yang memiliki kredit macet di pinjol terbanyak terdapat di Banten dengan nilai TWP90 mencapai 4,84%. Kemudian baru disusul oleh Jawa Barat dengan TWP90 3,92%, Jakarta dengan 3,23%, dan Jawa Timur dengan 3,53%.
Berikut daftar TWP90 (kredit macet) pinjol berdasarkan lokasi:
Jawa: 3,67%
- Banten: 4,84%
- DKI Jakarta: 3,23%
- Jawa Barat: 3,92%
- Jawa Tengah: 3,07%
- DI Yogyakarta: 2,68%
- Jawa Timur: 3,53%
Luar Jawa: 2,27%
- Nangroe Aceh Darussalam: 1,58%
- Sumatera Utara: 1,94%
- Sumatera Barat: 2,11%
- Riau: 1,74%
- Kepulauan Riau: 2,2%
- Kepulauan Bangka Belitung: 1,51%
- Jambi: 1,5%
- Sumatera Selatan: 2,52%
- Bengkulu: 1,52%
- Lampung: 2,58%
- Kalimantan Barat: 2,29%
- Kalimantan Tengah: 2,30%
- Kalimantan Utara: 1,83%
- Kalimantan Timur: 2,48%
- Kalimantan Selatan: 2,63%
- Sulawesi Utara: 1,78%
- Gorontalo: 1,45%
- Sulawesi Tengah: 1,79%
- Sulawesi Barat: 1,22%
- Sulawesi Selatan: 2,66%
- Sulawesi Tenggara: 1,05%
- Bali: 1,52%
- Nusa Tenggara Barat (NTB): 7,59%
- Nusa Tenggara Timur (NTT): 1,89%
- Maluku Utara: 1,42%
- Maluku: 1,86%
- Papua Barat: 1,61%
- Papua: 1,65%