Saat ini ada banyak pilihan instrumen yang dapat digunakan masyarakat untuk berinvestasi, salah satunya adalah aset Kripto. Meski begitu ternyata masih ada banyak orang yang belum memahami betul apa itu aset kripto.
Bahkan Direktur Center of Law and Economic Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengungkapkan sekitar 75% investor kripto di RI mengaku tidak paham betul terkait instrumen investasi yang digelutinya itu.
"Berdasarkan hasil riset CELIOS itu sekitar 75% menjawab tidak paham terhadap aset kripto. Jadi mayoritas investor itu tidak paham akan kripto. Padahal 70% dari investor itu mempersepsikan aset kripto itu beresiko tinggi, dan sebanyak 23% beresiko sedang," kata Bhima saat dihubungi detikcom, Senin (7/8/2023).
Mengingat tingginya risiko instrumen investasi yang satu ini, Bhima berpendapat penting bagi masyarakat khususnya investor kripto untuk memahami terlebih dahulu karakteristik aset yang ingin diperdagangkannya itu. Termasuk di antaranya adalah kelebihan dan kekurangan aset tersebut.
Untuk kelebihan, Bhima menjelaskan bila kripto merupakan aset berupa mata uang digital yang dapat diperdagangkan kapanpun dan dimanapun. Selain itu aset ini juga dapat diperdagangkan lintas negara dengan mudah.
"Kelebihannya itu kan aset kripto ini seolah bisa ditransaksikan di mana pun ya, dan itu transaksi antar negara bisa," ungkap Bhima.
Selain itu, aset kripto sendiri sepenuhnya diperdagangkan secara digital, termasuk di Indonesia. Dengan begitu aset ini dapat dengan mudah dicairkan melalui platform-platform perdagangan aset digital.
"Kedua aset kripto itu dipersepsikan sebagai investasi yang liquid atau lebih mudah cair dan menawarkan imbal hasil yang relatif tinggi pada saat puncak dari aset kripto," katanya.
"Kemudian juga aset kripto ini seolah juga menjadi trend investasi digital, karena banyak istilah-istilah baru kemudian juga platform transaksinya menggunakan full digital," sambung Bhima lagi.
Sementara itu untuk kekurangannya, Bhima mengatakan bila pergerakan harga aset kripto sangat cepat dan fluktuatif. Karena itu aset yang satu ini terbilang tinggi resiko.
"Kekurangannya aset kripto ini resikonya tinggi, kemudian fluktuasi harganya bergerak sangat cepat," tutur Bhima.
Selain itu aset kripto juga memiliki banyak jenis dan dikeluarkan oleh banyak pihak. Untuk itu investor perlu dengan seksama memahami aset yang ingin dibelinya.
"Aset kripto ini sangat banyak penerbitnya, dari institusi yang berbeda-beda. Masing-masing punya manajemen resiko dan track record yang tidak sama juga," jelas Bhima.
"(Sebelum berinvestasi) harus memahami white paper aset kriptonya, dibaca dulu koin yang digunakan itu untuk apa. Misalnya apakah untuk game, apakah untuk transaksi keuangan, jadi pelajari dulu," tambahnya lagi
(kil/kil)