Perkembangan teknologi dan informasi menyebabkan masyarakat semakin mudah mengakses pinjaman online (pinjol). Namun, hal tersebut juga membawa konsekuensi. Bagi mereka yang terlambat atau gagal membayar pinjaman, akan diteror setiap hari. Bahkan sampai ada yang bunuh diri gara-gara pinjol.
Pada Sabtu (16/9) lalu, ramai di media sosial seorang nasabah pinol diduga bunuh diri karena diteror oleh debt collector. Berdasarkan catatan detikcom, akun @rakyatvspinjol membeberkan korban diketahui meminjam uang di AdaKami Rp 9,4 juta dan harus mengembalikan tagihan sekitar Rp 19 jutaan.
Namun, ia diduga harus mengembalikan Rp18-19 juta imbas tingginya biaya administrasi. Teror pun masuk dari datang dari debt collector (DC) yang diduga terafiliasi AdaKami.
Baca juga: Siapa Pemilik AdaKami yang Jadi Sorotan? |
DC tersebut membombardir kantor korban dengan telepon. Sebab, korban diketahui adalah pegawai honorer di salah satu instansi pemerintahan. Ujung-ujungnya, korban dipecat. Ia pun berusaha menyembunyikan alasan pemecatan dengan dalih kontraknya tidak diperpanjang. Namun teror tidak berhenti di situ.
Setiap hari ia mendapat teror pesanan fiktif. Ia didatangi 5-6 pengemudi ojek online yang mengantar pesanan makanan dan minuman. Karena tak tahan, korban bunuh diri.
Fenomena ini adalah satu dari berbagai kisah betapa mengerikannya teror dari penagih pinjol. Namun, teror serupa juga terjadi di berbagai negara lain.
Daftar Negara yang Alami Teror Pinjol:
1. India
Dikutip dari Free Press Journal, salah satu perusahaan pinjaman online yang terkenal di India bernama MoneyTap, jasa layanan kredit berbasis aplikasi pertama di sana. Moneytap mengklaim melayani pinjaman dengan suku bunga fleksibel.
Dalam keterangannya di Moneytap.com, pinjaman bisa dimulai dari 3000 rupee hingga 5 lakh rupee. Tingkat suku bunga pun mencapai 1,08% setiap bulan.
Mengutip Onmanorama.com, di negara ini, salah satu kasus teror pinjol yang terkenal terjadi pada 13 September 2023 di Kadamakudy, India. Satu keluarga diduga bunuh diri ramai-ramai karena teror utang pinjol. Nijo (39) dan Shilpa (29), meracuni kedua anaknya sebelum sama-sama gantung diri di rumah.
2. Amerika Serikat (AS)
Ada berbagai layanan pinjaman online di AS, salah satunya adalah SoFi yang memiliki 6 juta nasabah. Total pinjaman yang sudah disalurkan US$ 73 miliar dan yang sudah dilunasi US$ 34 miliar.
Dikutip dari CNN, salah satu kasus teror penagihan utang yang horor dilakukan oleh Rumson, Bolling & Associates pada 2013. Kepada peminjam, mereka mengancam menggali ulang makam anak mereka yang meninggal jika tidak membayar utang.
3. Korea Selatan
Mengutip Business Insider, di Korea Selatan, salah satu pinjaman online adalah aplikasi Lendit. Di situs resminya, perusahaan mengaku sebagai perusahaan pinjol untuk pinjaman pribadi tanpa jaminan. Lendit sudah memberi pinjaman lebih dari 1 triliun won. Perusahaan juga memiliki nasabah lebih dari 150 ribu orang.
Berdiri pada 2015, perusahaan itu dapat memberikan pinjaman hingga 50 juta won kepada nasabah. Adapun bunga terendah tahunan, mencapai 5% dan tertinggi 19,9% dengan jangka waktu maksimum pinjaman pun 36 bulan.
Di Korea Selatan, jarang terdengar ada kasus penagihan pinjol maupun utang yang tersiar sampai ke mana-mana. Namun, dilansir Borgen Magazine jumlah utang rumah tangga mencapai 104% dari pendapatan domestik bruto negara (GDP) Korea Selatan. Banyak keluarga yang beralih ke lintah darat untuk bisa bertahan hidup, tanpa terkecuali pinjol.
4. Afrika Selatan
Negara terakhir di daftar ini adalah Afrika Selatan. Negara tersebut adalah salah satu negara di benua Afrika dengan tingkat perekonomian paling maju. Pertumbuhan signifikan juga tumbuh di sektor teknologi keuangan. International Trade Association mencatat, Afrika Selatan memegang 40% dari seluruh pendapatan sektor fintech di benua tersebut.
(ara/ara)