Ia adalah Ricky Elson, pria asal Padang yang mengenyam pendidikan di Jepang. Selama bekerja di negeri Sakura ia berhasil mematenkan 14 penemuan di lembaga paten di Jepang. Terutama di bidang motor listrik.
Kinerja dan hasil karya Ricky ini terdengar oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. Dahlan pun meminta Ricky kembali ke Indonesia untuk membangun mobil listrik nasional.
Yuk kita simak ceritanya seperti hasil rangkuman detikFinance, Selasa (15/4/2014).
Mobil sport listrik Tucuxi yang sedang diuji coba Dahlan mengalami kecelakaan di Plaosan, Magetan, Sabtu 5 Januari 2013. Ricky berada di samping Dahlan saat kecelakaan itu. Beruntung keduanya selamat tanpa mengalami luka parah.
Saat itu Ricky dipercaya sebagai lead engineer untuk tim pengawas mobil listrik yang menyerupai mobil Ferarri ini.
Ricky pertama kali terlibat dalam pembuatan mobil listrik nasional adalah saat Danet Suryatama menciptakan Tucuxi atau 'Si Lumba-lumba'. Mobil listrik sport berwarna merah ini hanya sempat dikembangkan sampai prototype alias purwarupa.
Mobil sport listrik Tucuxi yang sedang diuji coba Dahlan mengalami kecelakaan di Plaosan, Magetan, Sabtu 5 Januari 2013. Ricky berada di samping Dahlan saat kecelakaan itu. Beruntung keduanya selamat tanpa mengalami luka parah.
Saat itu Ricky dipercaya sebagai lead engineer untuk tim pengawas mobil listrik yang menyerupai mobil Ferarri ini.
Dua bulan berselang setelah insiden tersebut,Β Dahlan menugaskan Ricky yang merupakan salah satu 'Putra Petir' untuk mengembangkan mobil listrik sport bernama Selo.
Untuk desain, Dahlan menyerahkan semuanya rancangan mobil kepada Ricky. Untuk harga, mantan bos PLN ini menuturkan harga mobil Selo lebih murah daripada Tucuxi.
Selo sendiri, diambil dari nama dari bahasa Jawa yang memiliki arti batu.
Dua bulan berselang setelah insiden tersebut,Β Dahlan menugaskan Ricky yang merupakan salah satu 'Putra Petir' untuk mengembangkan mobil listrik sport bernama Selo.
Untuk desain, Dahlan menyerahkan semuanya rancangan mobil kepada Ricky. Untuk harga, mantan bos PLN ini menuturkan harga mobil Selo lebih murah daripada Tucuxi.
Selo sendiri, diambil dari nama dari bahasa Jawa yang memiliki arti batu.
Selain Selo, Ricky bersama timnya sempat mengerjakan mobil listrik kelas MPV bernama Gendhis. Bersama Selo, mobil berukuran cukup besar ini dipamerkan di KTT APEC yang digelar di Bali pada 5-7 Oktober 2013 lalu.
Gendhis pernah mengalami insiden kecil, yaitu baterainya terbakar. Salah satu petugas yang melakukan pengisian baterai lupa mematikan charger sehingga isi baterainya terlalu penuh.
"Terbakarnya cuma baterai, (apinya) gak besar, biasa itu kalau baterai terbakar," ujar Ricky Elson, pencipta mobil listrik Gendhis kepada detikFinance.
Selain Selo, Ricky bersama timnya sempat mengerjakan mobil listrik kelas MPV bernama Gendhis. Bersama Selo, mobil berukuran cukup besar ini dipamerkan di KTT APEC yang digelar di Bali pada 5-7 Oktober 2013 lalu.
Gendhis pernah mengalami insiden kecil, yaitu baterainya terbakar. Salah satu petugas yang melakukan pengisian baterai lupa mematikan charger sehingga isi baterainya terlalu penuh.
"Terbakarnya cuma baterai, (apinya) gak besar, biasa itu kalau baterai terbakar," ujar Ricky Elson, pencipta mobil listrik Gendhis kepada detikFinance.
Setelah lebih dari satu tahun kembali ke tanah air, Ricky dan mobil listrik buatannya kurang didukung pemerintah. Padahal pemerintah selalu berkoar-koar supaya bisa menghemat konsumsi BBM.
Ricky menjelaskan, geliat bisnis dan pengembangan mobil listrik di Indonesia baru terjadi pada 5 hingga 10 tahun ke depan. Tapi diprediksi malah mobil listrik buatan luar negeri, seperti Jepang yang akan meramaikan tanah air.
"Jadi 5-10 tahun ke depan mobil listrik baru merebak. Itu bukan mobil listrik produksi Indonesia, tapi Jepang," kata Ricky kepada detikFinance.
Proyeksi Ricky terkait nasib mobil listrik nasional bukan tanpa alasan. Tanpa dukungan penuh dari pemerintah dan pelaku industri otomotif tanah air, purwarupa mobil listrik buatan tenaga ahli Indonesia tidak berkembang.
Ricky mengakui, saat ini dukungan pemerintah dan pelaku industri terhadap pengembangan mobil listrik belum maksimal, baru segelintir orang yang peduli terhadap program mobil listrik nasional.
"Saya menilai belum ada niat berubah. Kesadaran kita perlunya mobil listrik belum terbentuk. Sosialisasi pemerintah juga kurang. Padahal pada 25 Mei 2012 itu Pak Presiden sudah beri arahan jelas kementerian terkait tentang pengembangan mobil listrik," sebutnya.
Alhasil, bila mobil listrik dalam negeri tidak didukung , Indonesia bakal menjadi penonton terhadap banjirnya mobil listrik dari luar negeri. Meskipun para tenaga ahli mobil listrik Indonesia mampu memproduksi purwarupa mobil listrik dan menciptakan komponen mobil listrik.
Setelah lebih dari satu tahun kembali ke tanah air, Ricky dan mobil listrik buatannya kurang didukung pemerintah. Padahal pemerintah selalu berkoar-koar supaya bisa menghemat konsumsi BBM.
Ricky menjelaskan, geliat bisnis dan pengembangan mobil listrik di Indonesia baru terjadi pada 5 hingga 10 tahun ke depan. Tapi diprediksi malah mobil listrik buatan luar negeri, seperti Jepang yang akan meramaikan tanah air.
"Jadi 5-10 tahun ke depan mobil listrik baru merebak. Itu bukan mobil listrik produksi Indonesia, tapi Jepang," kata Ricky kepada detikFinance.
Proyeksi Ricky terkait nasib mobil listrik nasional bukan tanpa alasan. Tanpa dukungan penuh dari pemerintah dan pelaku industri otomotif tanah air, purwarupa mobil listrik buatan tenaga ahli Indonesia tidak berkembang.
Ricky mengakui, saat ini dukungan pemerintah dan pelaku industri terhadap pengembangan mobil listrik belum maksimal, baru segelintir orang yang peduli terhadap program mobil listrik nasional.
"Saya menilai belum ada niat berubah. Kesadaran kita perlunya mobil listrik belum terbentuk. Sosialisasi pemerintah juga kurang. Padahal pada 25 Mei 2012 itu Pak Presiden sudah beri arahan jelas kementerian terkait tentang pengembangan mobil listrik," sebutnya.
Alhasil, bila mobil listrik dalam negeri tidak didukung , Indonesia bakal menjadi penonton terhadap banjirnya mobil listrik dari luar negeri. Meskipun para tenaga ahli mobil listrik Indonesia mampu memproduksi purwarupa mobil listrik dan menciptakan komponen mobil listrik.
Ricky Elson mengaku menerima semua gaji Dahlan sebagai Menteri BUMN dalam dua tahun terakhir. Tiap bulan ia menerima Rp 19 juta.
"Saya terima gaji menteri sebagai PNS. Beliau punya gaji Rp 19 juta per bulan," kata Ricky.
Ricky mengaku menerima gaji yang diperoleh Menteri BUMN sejak Mei 2012. Pria yang lama berkarya di Jepang ini telah memperoleh gaji rutin. "Bulan besok tepat 2 tahun," sebutnya.
Ricky juga menjelaskan awal mula Dahlan berkomitmen menyerahkan semua gaji yang diterima sebagai Menteri BUMN kepadanya. Pada tanggal 30 April 2012, Ricky dipanggil Dahlan.
Saat itu terjadi pembicaraan tentang pengembangan mobil listrik di Indonesia. Usai diskusi, Dahlan berjanji menyerahkan semua gajinya kepada Ricky sebagai apresiasi karena Ricky bersedia kembali dari Jepang untuk mengembangkan mobil listrik nasional.
"Pada bulan 5 saya langsung menerima gaji Menteri BUMN," sebutnya.
Meskipun menerima gaji rutin Rp 19 juta per bulan, Ricky mengaku uang tersebut tidak digunakan untuk hal yang aneh-aneh. Justru gaji rutin Menteri BUMN dipakai untuk melatih anak muda di dalam mengembangkan teknologi mobil listrik dan teknologi listrik energi terbarukan pembangkit listrik kincir angin di Tasikmalaya, Jawa Barat.
"Uang dari Pak Dahlan sebagai amanat itu digunakan untuk kaderisasi anak muda," tegasnya.
Ricky Elson mengaku menerima semua gaji Dahlan sebagai Menteri BUMN dalam dua tahun terakhir. Tiap bulan ia menerima Rp 19 juta.
"Saya terima gaji menteri sebagai PNS. Beliau punya gaji Rp 19 juta per bulan," kata Ricky.
Ricky mengaku menerima gaji yang diperoleh Menteri BUMN sejak Mei 2012. Pria yang lama berkarya di Jepang ini telah memperoleh gaji rutin. "Bulan besok tepat 2 tahun," sebutnya.
Ricky juga menjelaskan awal mula Dahlan berkomitmen menyerahkan semua gaji yang diterima sebagai Menteri BUMN kepadanya. Pada tanggal 30 April 2012, Ricky dipanggil Dahlan.
Saat itu terjadi pembicaraan tentang pengembangan mobil listrik di Indonesia. Usai diskusi, Dahlan berjanji menyerahkan semua gajinya kepada Ricky sebagai apresiasi karena Ricky bersedia kembali dari Jepang untuk mengembangkan mobil listrik nasional.
"Pada bulan 5 saya langsung menerima gaji Menteri BUMN," sebutnya.
Meskipun menerima gaji rutin Rp 19 juta per bulan, Ricky mengaku uang tersebut tidak digunakan untuk hal yang aneh-aneh. Justru gaji rutin Menteri BUMN dipakai untuk melatih anak muda di dalam mengembangkan teknologi mobil listrik dan teknologi listrik energi terbarukan pembangkit listrik kincir angin di Tasikmalaya, Jawa Barat.
"Uang dari Pak Dahlan sebagai amanat itu digunakan untuk kaderisasi anak muda," tegasnya.
Ricky dikabarkan berencana kembali ke Jepang karena mobil listrik buatannya tidak banyak dapat dukungan. Namun, pria pencipta mobil listrik sport Selo dan minibus Gendhis ini menyatakan tetap akan tinggal di Indonesia.
Ricky menegaskan akan tetap tinggal di Indonesia untuk mengembangkan teknologi mobil listrik dan energi listrik terbarukan (renewable energy).
"Saya tidak ingin kembali ke Jepang," kata Ricky kepada detikFinance.
Saat kabar beredar, Ricky sempat dihubungi salah satu ahli mobil dan sepeda motor listrik lainnya yakni Mario Rivaldi, yang memotivasi Ricky agar tetap mengembangkan mobil listrik di Indonesia.
Bahkan Mario memberi informasi bahwa kesulitan yang dialami Ricky untuk memperoleh izin sertifikasi mobil listrik sudah mulai menemui titik terang. Ternyata izin sertifikasi mobil listrik berada di Kementerian Perhubungan, bukan di Kementerian Riset dan Teknologi.
"Kemarin saya ditelepon oleh Mas Mario. Saya sampaikan ke Mas Mario bahwa saya nggak pernah bilang putus asa. Dia bilang Mas Ricky jangan pulang ke Jepang. Katanya teman-teman sedang keluarkan izin dari kemenhub. Dia bilang jangan ditekan Kemenristek. Ternyata di UU nggak ada izin pengujian di Kemenristek. Mereka bukan wewenanngnya," sebutnya.
Alhasil, Kemenhub saat ini berusaha total menerbitkan izin agar sertifikasi mobil listrik karya putra putri Indonesia bisa berkembang. "Kemenhub sedang semangat-semangatnya. Saya nggak keluarkan pernyataan meragukan pemerintah," katanya.
Bahkan saat ini dirinya tengah aktif mendidik dan membagi ilmu kepada anak-anak muda untuk mengembangan mobil listrik dan teknologi listrik dari sumber energi terbarukan.
"Saya tetap konsisten mengembangkan listrik tenaga angin bersama adik-adik. Ada juga pengembangan mobil listrik," sebutnya.
Ricky dikabarkan berencana kembali ke Jepang karena mobil listrik buatannya tidak banyak dapat dukungan. Namun, pria pencipta mobil listrik sport Selo dan minibus Gendhis ini menyatakan tetap akan tinggal di Indonesia.
Ricky menegaskan akan tetap tinggal di Indonesia untuk mengembangkan teknologi mobil listrik dan energi listrik terbarukan (renewable energy).
"Saya tidak ingin kembali ke Jepang," kata Ricky kepada detikFinance.
Saat kabar beredar, Ricky sempat dihubungi salah satu ahli mobil dan sepeda motor listrik lainnya yakni Mario Rivaldi, yang memotivasi Ricky agar tetap mengembangkan mobil listrik di Indonesia.
Bahkan Mario memberi informasi bahwa kesulitan yang dialami Ricky untuk memperoleh izin sertifikasi mobil listrik sudah mulai menemui titik terang. Ternyata izin sertifikasi mobil listrik berada di Kementerian Perhubungan, bukan di Kementerian Riset dan Teknologi.
"Kemarin saya ditelepon oleh Mas Mario. Saya sampaikan ke Mas Mario bahwa saya nggak pernah bilang putus asa. Dia bilang Mas Ricky jangan pulang ke Jepang. Katanya teman-teman sedang keluarkan izin dari kemenhub. Dia bilang jangan ditekan Kemenristek. Ternyata di UU nggak ada izin pengujian di Kemenristek. Mereka bukan wewenanngnya," sebutnya.
Alhasil, Kemenhub saat ini berusaha total menerbitkan izin agar sertifikasi mobil listrik karya putra putri Indonesia bisa berkembang. "Kemenhub sedang semangat-semangatnya. Saya nggak keluarkan pernyataan meragukan pemerintah," katanya.
Bahkan saat ini dirinya tengah aktif mendidik dan membagi ilmu kepada anak-anak muda untuk mengembangan mobil listrik dan teknologi listrik dari sumber energi terbarukan.
"Saya tetap konsisten mengembangkan listrik tenaga angin bersama adik-adik. Ada juga pengembangan mobil listrik," sebutnya.