IPOC ini merupakan wadah para pelaku bisnis dan pemangku kepentingan (stakeholders), pemilik, CEO dan eksekutif dan para pengambil kebijakan baik tingkat nasional maupun internasional untuk bersama-sama membahas isu-isu strategis di seputar industri kelapa sawit dari hulu ke hilir. Konferensi ini dihadiri sekitar 2.000 perserta dari 36 negara.
Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil turut membuka konferensi ini. Pembukaan juga turut dihadiri oleh Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono, Dirjen Negosiasi Dagang Internasional Kemendag Iman Subagyo, dan Ketua Panitia IPOC Mona Surya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini ada tantangan misal produktifitas yang masih dalam standar potensial, sebagian besar itu masih ada bekas plasma kebun dan sebagian besar itu perlu diremajakan," ujar Sofyan, di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Kamis (24/11/2016).
Selain itu ada isu negatif terkait lingkungan yang menyebut sawit tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu, salah satu caranya dengan melakukan replanting atau penanaman kembali, disamping itu juga perlu menata ruang kebun sawit yang ada agar produksi sawit bisa maksimal.
"Ini kita masih ada isu industri negatif antara lain tidak ramah lingkungan yang dianggap nggak ada lahan, berkurangnya emisi karbon dan mempengaruhi karbon, ada isu tentang keamanan pangan," kata Sofyan.
"Salah satu jawaban penting dari masalah itu adalah tata ruang. Meskipun Indonesia merupakan produsen terpeting dari kelapa sawit tapi kita masih tertinggal penataan ruang kelapa sawit dan sektor pertanian secara umum, kita akan revisi UU pertanahan supaya bisa di selesaikan," kata Sofyan.
Indonesia adalah produsen kelapa sawit terluas dengan luas 17 hektar lebih. Produksi kelapa sawit dalam setahun diperkirakan lebih dari 30 juta ton.
Ekspor dan turunan sawit mencapai 26 juta ton. Sofyan mengatakan ada banyak tenaga kerja yang bergantung pada industri ini, yaitu sekitar 5,5 juta tenaga kerja secara langsung dan yang tidak langsung ada sekitar 40 juta, dengan begitu perkembangan sawit merupakan salah satu fokus pemerintah.
"IPOC menjadi salah satu event internasional yang ditunggu berbagai kalangan, melihat akan membahas pemanfaatan kelapa sawit, tekonologi, dan prediksi masalah harga pada 2017," kata Sofjan.
IPOC (Indonesian Palm Oil Conference) ini mengangkat tema harmonisasi antara kepentingan pasar, masyarakat, dan negara. Tema yang khusus mengkaji aspek sosial ini diangkat untuk menunjukkan bahwa sektor perkebunan kelapa sawit selama ini terbukti sukses mengurangi tingkat kemiskinan.
Mona berharap, melalui kampanye positif yang terus dilakukan, masyarakat bisa melihat peran strategis kelapa sawit terhadap perekonomian nasional. Selain sektor yang sukses mengentaskan kemiskinan, perkebunan kelapa sawit juga merupakan komoditas strategis yang memberikan kontribusi devisa ekspor terbesar.
"Sumbangan ekspornya mencapai US$ 18,5 miliar dan ini merupakan penyumbang devisa ekspor terbesar nasional," kata Mona. (dna/dna)