JK Ajak Industri Investasi di Sekolah Kejuruan

JK Ajak Industri Investasi di Sekolah Kejuruan

Muhammad Taufiqqurahman - detikFinance
Selasa, 28 Feb 2017 16:22 WIB
Foto: Muhammad Taufiqqurahman/detikFinance
Mojokerto - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berharap industri berinvestasi di dunia pendidikan khususnya pada sekolah kejuruan. Kemajuan industri akan berimbas pada ketersediaan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat.

Hal ini dikatakan oleh JK pada peluncuran Program Pendidikan Vokasi Industri di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Selasa (28/2/2017).

"Kemajuan industri baik untuk lapangan kerja dan penerimaan masyarakat," kata JK dalam sambutannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu ukuran kemajuan suatu negara diukur pada tingkat perkembangan industri. Menurutnya, kemajuan industri akan memberikan nilai tambah kepada masyarakat sekitar.

Sebagai contoh, 1 hektar lahan pertanian hanya akan memberikan lapangan pekerjaan bagi 3 hingga 4 orang. Sedangkan 1 hektar lahan produksi akan memberikan 200 hingga 300 orang lapangan pekerjaan.

Wapres JKWapres JK Foto: Muhammad Taufiqqurahman/detikFinance

JK mengatakan ada beberapa faktor agar sebuah industri dapat maju. Faktor-faktor itu antara lain teknologi, modal, dan skill. Ketiga faktor itu harus saling melengkapi.

" Industri baru bisa maju dengan kombinasi 3 faktor ini," ucapnya.

Baca juga: Ini Rencana Menperin untuk SMK

Khusus pada faktor skill, sekolah kejuruan diharapkan menyiapkan tenaga yang andal untuk mengisi pos itu. Menurut JK, pemerintah memberikan bekal ilmu pengetahuan dasar soal industri kepada anak didik yang kemudian akan dikembangkan oleh dunia industri.

"Tanpa kerja sama, industri kesulitan mendapatkan tenaga skill dan anak muda kesulitan mendapatkan lapangan kerja yang diinginkan," ucapnya.

Bantuan yang diberikan dunia industri itu disebut oleh JK sebagai investasi. Tenaga kerja ahli yang dihasilkan akan sangat berguna bagi industri.

"Yang mengetahui teknologi dan pengetahuan adalah industri. Tanpa teknologi dam skill tidak akan ada yang berkembang dan tidak menguntungkan untuk Anda," kata JK. (fiq/hns)

Hide Ads