Begini Agar Kedai Kopi di RI Tak Tutup Seperti Starbucks di AS

Begini Agar Kedai Kopi di RI Tak Tutup Seperti Starbucks di AS

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 22 Jun 2018 10:17 WIB
2.

Modal dan Pegawai

Begini Agar Kedai Kopi di RI Tak Tutup Seperti Starbucks di AS
Foto: Agung Pambudhy
Founder D'MC Coffee Mahatma Gandhi menjelaskan dalam bisnis kopi biasanya akan menghadapi kendala permodalan. Ini karena bank tidak mendukung bisnis ini. "Pertimbangannya mereka menilai bisnis ini adalah bisnis skala kecil dan marketnya susah," kata Gandhi saat dihubungi detikFinance.

Kemudian masalah sumber daya manusia (SDM) dia menambahkan, saat ini SDM yang berpengalaman di bidang perkopian sangat minim dan barista merupakan tim yang utama, namun barista di Indonesia memang masih sedikit.

Biaya pengadaan SDM harus dibudgetkan sebaik mungkin. Karena SDM merupakan kunci selanjutnya. Selain itu sistem kasir juga harus ada anggaran sendiri, karena semua harus diawasi dari segi penjualan. "Jadi tanpa sistem yang bagus jangan harap bisnis ini akan bertahan. Cegah semua kebocoran, baik kebocoran pada penjualan maupun kebocoran bahan baku," imbuh dia.

Kemudian membuka gerai kopi awalnya memang sulit, karena ada dua fokus yang akan dikerjakan sekaligus. Yakni menjual produk gerai dan membangun brand. Ini pekerjaan yang dikerjakan secara bersamaan. "Nah ini bisnis cafe dan gaya hidup. Meskipun produk yang kita jual baik belum tentu pelanggan akan masuk ke tempat kita. Karena ada merek besar yang brand nya sudah tertanam di pikiran mereka," imbuh dia.

Menurut dia, harga murah bukan ukuran yang pas untuk membuat gerai kopi menjadi ramai. Saat ini gerai kopi memang sudah masuk ke kategori gaya hidup. Sehingga harga menjadi urutan kedua setelah customer memperoleh kenyamanan dan nikmatnya makanan dan minuman yang dijual.

Hide Ads