Kepada Airlangga, para pengusaha tekstil itu mengeluhkan harga bahan baku benang naik. Salah satu pengusaha tekstil Majalaya, Aep mengatakan kenaikan bahan baku itu terjadi dikarenakan tingginya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah.
"Bahan baku naik, dari Rp 21 ribu sekarang udah Rp 35 ribu, naiknya drastis. Karena dolar AS (tinggi)" kata Aep di Kantor Disperindag UPTD Industri Pangan, Olahan dan Kemasan, Solokanjeruk, Kabupaten Bandung, Selasa (18/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara ini kita masih punya stok bahan baku sampai September. Kalau misalkan nanti terus naik kita tidak akan mampu. Keputusan terakhir pabrik tutup, karyawan dirumahkan," ujarnya.
Ia berujar, Majalaya memiliki lebih dari 300 pengusaha tekstil. Mereka terancam merumahkan karyawannya.
"Cenderung akan mengalami kesulitan terhadap bahan baku karena menjual hasil produksi tidak sesuai bahan baku. Bahan baku tinggi, penjualan di bawah lama-lama kan dirugikan," ungkapnya.
Airlangga pun mengakui bahwa hampir seluruh bahan baku tekstil impor naik karena tingginya dolar AS.
"Tentunya hampir seluruh bahan baku yang berbasis impor dengan ada pelemahan rupiah sudah pasti naik," katanya.
Menurutnya, cara untuk memitigasi kenaikan konsumen harus meningkatkan produktifitas. Sementara untuk harga bahan baku mengikuti harga internasional.
Sementara untuk upaya meningkatkan produktifitas itu, harus dilakukan efisiensi dari mesin.
"Infakstuktur permesinannya harus dilakukan oleh industri," pungkasnya. (fdl/fdl)