Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha M Iqbal menjelaskan, drone yang alan digunakan merupakan produksi pabrikan Beihang asal China.
Bukan tanpa alasan, Iqbal menjelaskan, saat ini belum ada negara lain yang memproduksi drone jenis angkutan kargo ini. Bahkan, militer Amerika Serikat pun menggunakan drone produksi Beihang untuk mengirim logistik perangnya ke tempat-tempat berisiko tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manajemen Garuda sendiri rencananya akan terbang langsung ke China untuk melihat unit drone bertipe BZK-005 yang diproduksi oleh Beihang UAS Technology Co. Ltd.
"Besok April kami akan ke Beijing untuk melihat review modelnya," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia IGN Askhara Danadiputra dalam kesempatan yang sama.
Adapun pemanfaatannya, drone ini hanya akan digunakan untuk pengiriman jarak pendek di wilayah Papua. Sementara untuk angkutan jarak jauh dari Jakarta ke Papua misalnya, Garuda tetap akan menggunakan pesawat konvensional yaitu A330-300 atau B737-800 NG untuk jarak menengah.
Untuk satu unit drone yang alan dibeli Garuda, diperkirakan membutuhkan dana US$ 1 juta atau setara Rp 14 miliar (kurs Rp 14.000).
"Drone yang ingin kami datangkan senilai US$1 juta per unit, sedangkan ATR 72-600 saja sampai US$22 juta per unit. Itu belum dihitung biaya lain seperti pilot dan set kru," tandas dia.











































