Mau Tekan Impor Baja, Jokowi Harus Bereskan Dulu Tumpang Tindih Aturan

Mau Tekan Impor Baja, Jokowi Harus Bereskan Dulu Tumpang Tindih Aturan

Trio Hamdani - detikFinance
Jumat, 13 Des 2019 13:20 WIB
Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade/Foto: Ari Saputra


Lebih lanjut Andre menyampaikan bahwa pembangunan industri masa depan seperti petrokimia adalah suatu keharusan, banyak turunan produk yang dapat dibuat dan memberi dampak multiplier effect yang besar bagi perekonomian.

"Saat ini Pupuk Indonesia berencana untuk membangun pabrik methanol dan ada opsi untuk menjadi mayoritas, namun saya dengar ada tekanan agar Pupuk Indonesia bekerjasama dengan pihak asing lain dan diminta untuk menjadi pemilik saham minoritas saja. Ini kan praktik yang tidak tepat," tutur Ketua DPD Gerindra Sumatera Barat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menekan impor besi dan baja serta petrokimia. Pasalnya itu menjadi salah satu penyumbang defisit transaksi berjalan.

Arahan tersebut disampaikannya saat membuka rapat terbatas (ratas) mengenai akselerasi implementasi program perindustrian dan perdagangan di Kantor Presiden, Jakarta Pusat.


Merujuk data BPS, dia menyebut impor bahan baku atau bahan baku penolong memberikan kontribusi yang besar, yaitu 74,06% dari total impor Januari sampai Oktober 2019. Sedangkan impor barang modal angkanya mencapai 16,6%, dan impor barang konsumsi 9,29%.

"Kalau kita lihat lebih dalam lagi jenis barang bahan baku yang masih besar angka impornya antara lain adalah besi baja yang mencapai US$ 8,6 miliar, dan industri kimia organik atau petrokimia yang mencapai US$ 4,9 miliar, dan juga industri kimia dasar," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/12/2019).

(toy/hns)

Hide Ads