Bahan Baku dari China Seret, Pabrik Elektronik RI Bisa Setop Produksi

Bahan Baku dari China Seret, Pabrik Elektronik RI Bisa Setop Produksi

Trio Hamdani - detikFinance
Rabu, 11 Mar 2020 06:56 WIB
Pengunjung melihat-lihat barang eletroknik di Electronic City kawasan SCBD, Jakarta, Rabu (3/2/2016). Gabungan Pengusaha Elektronik menargetkan penjualam barang-barang elektronik tahun 2016 naik 15 persen atau Rp 43 triliun dan bisa melebihi target pada tahun lalu yang nilainya sekitar Rp 36,8 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Ilustrasi Foto: Rachman Haryanto

Ketua Gabungan Elektronika dan Alat-Alat Rumah Tangga ( GABEL) Oki Widjaja menjelaskan, para produsen terpaksa harus merumahkan karyawan namun secara bergantian.

"Mungkin kami akan rolling giliran untuk sebagian dulu yang bekerja, sebagian lagi dirumahkan begitu dan bergantian," kata dia saat dihubungi detikcom, Selasa (10/3/2020).

Secara kasar, dia memperkirakan sejumlah pabrik elektronik akan berhenti berproduksi mulai April mendatang karena tak mempunyai sisa bahan baku.

Pihaknya pun meminta pemerintah, dalam hal ini Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) turun tangan untuk memberi pengertian kepada para serikat buruh. Tujuannya agar buruh mengerti keadaan yang memaksa sehingga mereka harus dirumahkan.

"Jadi bila terjadi disrupsi (gangguan) terhadap produksi kami ya mereka itu bisa menerima gitu," sebutnya.


Di tengah situasi yang sulit seperti sekarang, pihaknya juga ingin pemerintah memberikan bantuan terhadap karyawan pabrik yang terimbas virus corona ini.

"Mungkin ada bantuan dari pemerintah, ada support, dukungan untuk karyawan itu. Yang kita tahu kan sekarang pariwisata sudah mendapat perhatian, sudah akan diberikan bantuan Rp 10,3 triliun. Tapi kami belum dapat informasi untuk industri manufaktur apa yang akan dilakukan oleh pemerintah. Mungkin pemerintah juga lagi pusing ya," tambahnya.



Simak Video "Video: Kasus Covid-19 Naik Lagi! Thailand Catat Ada 23 Ribu Kasus Baru"
[Gambas:Video 20detik]

(toy/ang)

Hide Ads