Ngeri! Ada Perang dan Mafia di Bisnis Obat

Ngeri! Ada Perang dan Mafia di Bisnis Obat

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 20 Apr 2020 04:59 WIB
ilustrasi obat
Foto: iStock

Menanggapi itu, Arya mengatakan, pihaknya belum secara khusus mengidentifikasi mafia-mafia tersebut. Namun, pihaknya memperhatikan perilaku-perilaku mereka.

Perilaku yang dimaksud ialah suka berdagang alias trading ketimbang membangun industri dalam negeri.

"Ya enggak lah, belum sejauh itu, karena kita nggak lakukan identifikasi tapi kan lebih dilihat dari perilaku saja. Karena kok ini sepertinya lebih senang trading daripada membuat. Apakah memang keuntungannya lebih besar, bisa saja, jadi arahnya ke sana," kata Arya.

Memang, kondisi Indonesia saat ini membuatnya prihatin. Dia bilang, dengan kondisi Indonesia seharusnya impor bahan baku obat tak mencapai 90%.

Begitu juga dengan alat pelindung diri (APD). Meski kapasitas industri besar, namun industri hanya menjahit APD tersebut.

"Misalnya salah satu negara kasih baku, dijahit pabrik kita dikirim ke luar negeri, negara asal, baru kita impor balik. Makanya jangan heran dibilang APD-nya made in Indonesia," ujarnya.


Untuk mengatasi masalah kesehatan atau health security ini, pihaknya telah membentuk holding farmasi. Meski kondisi saat ini berat karena dihantam Corona.

"Makanya Pak Menteri itu membuat holding farmasi bagian menjawab solusi itu, target holding apa untuk obat-obatan diturunkan sekian persen impor makin lama makin kecil, alkes juga demikian," ujarnya.


(acd/ang)

Hide Ads