Indonesia sampai akhir tahun diperkirakan bakal kelebihan pasokan masker bedah dan masker kain. Namun Indonesia masih sulit memenuhi kebutuhan masker N95. Bahkan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksikan kebutuhan yang tak dapat dipenuhi mencapai 5.395.686 juta pcs atau dibulatkan menjadi 5,4 juta pcs.
Hal itu disebabkan masih sedikitnya pabrik masker N95 di Indonesia. Kemenperin mencatat hanya ada dua pabrik. Perkiraan realisasi produksi dari April hingga Desember hanya 2.250.000 pcs. Sedangkan kebutuhannya mencapai 7.645.686 pcs.
"Untuk masker N95 yang masih mengalami defisit sebesar 5,4 juta pcs karena saat ini hanya terdapat 1 produsen dengan kapasitas 250.000 pcs per bulan," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam webinar di saluran YouTube Kemenperin, Selasa (9/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut diamini oleh Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Lia G Partakusuma dalam webinar tersebut.
"Yang paling susah saat ini adalah masker N95. Berarti sejalan dengan apa yang disampaikan sebelum saya bahwa memang N95 ternyata di Indonesia hanya ada 2 pabriknya," jelasnya.
Dia pun ingin mengetahui siapa produsen masker N95 tersebut agar pihak rumah sakit dapat melakukan pemesanan di tengah sulitnya mendapatkan alat kesehatan tersebut.
"Nah mudah-mudahan kalau memang ada kita bisa diinformasikan sehingga rumah sakit di Indonesia juga mungkin bisa order ke perusahaan tersebut," tambahnya.
(toy/ara)