Siap-siap! Bakal Ada 3 Stimulus Baru Buat Industri

Siap-siap! Bakal Ada 3 Stimulus Baru Buat Industri

Trio Hamdani - detikFinance
Rabu, 29 Jul 2020 05:36 WIB
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita
Foto: Trio Hamdani
Jakarta -

Dunia usaha amat terpukul oleh pandemi COVID-19 yang tak berkesudahan. Banyak pelaku industri yang akhirnya melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) serta merumahkan karyawannya.

Pemerintah pun siap menggelontorkan beberapa stimulus baru untuk menolong para pelaku industri yang terdampak negatif pandemi virus Corona. Stimulus pertama adalah pengurangan beban biaya listrik, yaitu penghapusan minimum 40 jam nyala untuk listrik bagi dunia usaha.

"Jadi para pelaku usaha ini kebijakan penghapusan minimum 40 jam ini sudah disetujui, dan akan segera diimplementasikan agar bisa membantu teman-teman pelaku usaha dalam konteks kekuatan dari cash flow," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang dalam acara Mid-Year Economic Outlook 2020 via virtual, Selasa (28/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, stimulus yang kedua adalah fasilitasi penyerapan bahan baku bagi industri kecil dan menengah (IKM), khususnya bahan baku dari petani dan nelayan. Sebab menurut laporan, banyak produk-produk dari petani dan nelayan yang tidak bisa diserap oleh pasar.

"Oleh sebab itu pemerintah juga menganggarkan anggaran untuk penyerapan produk-produk bagi petani dan nelayan untuk difasilitasi, salah satunya bagi IKM. Program ini disebut dengan program Beli Produk Rakyat," sebutnya.

ADVERTISEMENT

Stimulus yang ketiga adalah relaksasi sektor penerima kredit usaha rakyat (KUR). Kata dia pemerintah sudah memutuskan untuk merelaksasi sektor penerima KUR, yang sebelumnya 60% dialokasikan untuk KUR produksi bakal diperluas ke semua sektor.

Ekonomi Indonesia pun diyakini mulai tumbuh. Baca di halaman selanjutnya.

Agus mengungkapkan bahwa ekonomi Indonesia mulai bergerak naik (rebound) setelah terpuruk akibat pandemi COVID-19. Itu tercermin dari Indeks Manufaktur Indonesia alias Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur.

"Kita lihat juga bahwa berdasarkan PMI kita sudah melihat adanya pertumbuhan, adanya rebound di mana selama masa COVID-19 ini, pandemi COVID-19 ini titik terendah dari PMI kita adalah 27,5 poin, berangsur-angsur pulih atau rebound, dan pada bulan Juni tahun 2020 sudah kembali pada titik 39,1 poin," kata dia.

Angka tersebut memang belum mendekat ke titik tertinggi yang sebelumnya dicapai pada Februari lalu. Namun dia menilai angka-angka yang ada sudah mengindikasikan perbaikan ekonomi.

"Memang masih jauh dibandingkan pada titik Februari 2020 di mana PMI Indonesia mencatat rekor pada 51,9 poin. Tapi paling tidak ini kita bisa melihat bahwa berdasarkan PMI kita berharap ini sudah akan bisa menjadi indikator bahwa perekonomian kita sudah mulai rebound kembali," jelasnya.

Bukti lain bahwa ekonomi Indonesia mulai pulih adalah pertumbuhan investasi di sektor industri.

"Pemulihan juga kita bisa lihat dari nilai investasi industri pada semester I-2020 yang mengalami kenaikan sebesar 24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana pada tahun lalu investasi di sektor manufaktur sebesar Rp 104,6 triliun, dan pada tahun ini investasi sektor industri manufaktur sebesar Rp 129,6 triliun," sebutnya.

Menurutnya capaian di atas merupakan perkembangan yang sangat positif. Sebab itu memberikan keyakinan bahwa ekonomi akan tumbuh kembali.



Simak Video "Video: Sandiaga Uno dan UMA Siap Investasi USD 300 Juta untuk Industri Film RI"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads