Jokowi Jajaki UAE Buat Bikin Vaksin Corona

Jokowi Jajaki UAE Buat Bikin Vaksin Corona

Trio Hamdani - detikFinance
Sabtu, 15 Agu 2020 10:30 WIB
Presiden Jokowi menggelar rapat penanganan COVID-19 di Jabar.
Foto: Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jakarta -

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan Indonesia dan Uni Emirat Arab (UAE) sedang menjajaki kerja sama pembuatan vaksin Corona (COVID-19).

Menurut Luhut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah melakukan pembicaraan dengan Putra Mahkota UAE Syekh Mohammed bin Zayed Al Nahyan melalui sambungan telepon.

"Karena hubungan dari Crown Prince Muhammad Bin Zayed dengan Presiden Jokowi, mereka telepon-teleponan, mereka bilang mau mencoba bikin. Saya bilang 'Pak Presiden, Pak kita harus dorong ini," kata Luhut saat pidato ilmiah dalam rangka memperingati Dies Natalis IV Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) yang di YouTube, Jumat (14/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luhut menyebut penjajakan pembuatan vaksin virus Corona dilakukan dengan perusahaan UAE bernama Group 42 (G42). Lanjut dia, itu akan menambah daftar negara yang akan melakukan kerja sama dengan Indonesia dalam pembuatan vaksin Corona, yakni Sinovac dan Sinopharm dari China, serta AstraZeneca dari Inggris.

Selain itu, untuk menjaga kemandirian, Indonesia juga membuat vaksin Merah Putih yang digarap anak bangsa.

ADVERTISEMENT

"Hebatnya lagi akibat ini sekarang kita mengembangkan juga vaksin Corona Merah Putih. Itu juga kajian-kajian anak bangsa juga. Jadi kita harus melihat juga COVID-19 ini punya sisi tertentu yang membuat kita ini kemandirian kita menjadi baik," tambahnya.

Informasi lainnya, awal Januari 2021 akan mulai disuntikkan ke masyarakat. Klik halaman selanjutnya.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Tim Pemulihan Ekonomi dan Penanganan COVID-19 Erick Thohir optimistis, PT Bio Farma bisa memproduksi dan menyuntikkan 30 hingga 40 juta vaksin mulai awal 2021 ke masyarakat Indonesia.

Sebagaimana diketahui, PT Bio Farma saat ini tengah menyelesaikan uji klinis tahap III vaksin COVID-19 dari Sinovac asal China.

"Januari-Februari kita bisa mulai menyuntikkan sampai kurang lebih 30-40 juta vaksin," ujar Erick dalam sebuah diskusi virtual, Jumat (7/8/2020).

Erick menjelaskan, pelaksanaan penyuntikan tersebut nantinya akan membutuhkan kerja sama yang kompak antara Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, TNI, Polri dan Palang Merah Indonesia (PMI).

Hal ini dikarenakan kapasitas produksi imunisasi vaksin di Indonesia baru sekitar 40 juta penyuntikan setahun. Sedangkan, Indonesia membutuhkan vaksin untuk mengimunisasi 160 hingga 190 juta orang.

Setiap orang membutuhkan 2 kali imunisasi, artinya Indonesia harus mampu memproduksi antara 320-380 juta vaksin. Untuk itu, kerja sama dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk membantu proses produksi tersebut.

"Kalau dua kali suntik jadi 320 sampai 380 juta vaksin. Kapasitas kita 40 juta per tahun, tiba-tiba sekarang harus 320 sampai 380 juta setahun, sesuatu yang impossible kalau kerja sendiri-sendiri," ungkapnya.



Simak Video "Video: Trump Dapat Investasi Rp 23.000 Triliun dari Lawatannya ke Uni Emirat Arab"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads